Rupiah Menguat, Merespons Positif Pilpres 2019

Pekerja menunjukkan uang Rupiah dan Dolar Amerika Serikat di sebuah tempat penukaran uang di Jakarta
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat sehari setelah digelarnya Pemilihan Umum 2019, mengalami penguatan. Di pasar spot, rupiah saat ini diperdagangkan di posisi Rp14.010 per dolar AS, menguat 0,53 persen dibanding posisi penutupan perdagangan pada hari sebelum digelarnya pemilu, pada Selasa, 16 April 2019 yang ada di posisi Rp14.084 per dolar AS.

Stafsus Bantah Erick Thohir Perintahkan BUMN Borong Dolar AS, Ini Penjelasannya

Ekonom sekaligus Kepala Riset Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih menjelaskan, penguatan mata uang garuda itu dipicu oleh sentimen positif pelaku pasar uang terhadap hasil perhitungan cepat pemilu yang mencatat kemenangan sementara calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Kata dia, pasangan Jokowi-Ma'ruf berdasarkan hasil perhitungan cepat sementara tercatat memperoleh suara di kisaran 53-56 persen, lebih tinggi dibanding suara yang diperoleh oleh pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, yaitu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang di kisaran 44-47 persen.

Hasil Uji Ketahanan OJK: Perbankan Masih Bisa Mitigasi Pelemahan Rupiah

"Kemenangan ini sudah difaktorkan oleh pasar, namun demikian pasar akan merespons positif kemenangan ini walaupun hanya temporer," kata Lana seperti dikutip dari analisisnya, Kamis, 18 April 2019.

Menurut Lana, pada dasarnya, jika dirujuk faktor eksternal, dolar AS tengah mengalami penguatan dibandingkan dengan mata uang kuat Asia lainnya, seperti dolar Hong Kong dan dolar Singapura. Itu dikarenakan pertumbuhan ekonomi negara ekonomi kuat Asia, yakni China, mengalami perlambatan pada kuartal I-2019.

Erick Thohir: Arahan Saya ke BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Terukur, dan Sesuai Kebutuhan

Pertumbuhan ekonomi China pada periode itu dikatakannya tercatat sebesar 1,4 persen (quartal to quartal/qtq), melambat dibandingkan kuartal IV-2019 sebesar 1,5 persen (qtq), meski tetap sejalan dengan perkiraan konsensus. Kinerja pertumbuhan pada periode tersebut dikatakannya merupakan yang terendah sejak kuartal I-2016. 

"Namun dari dalam negeri terdapat sentimen positif hasil quick count pilpres yang bisa membuat rupiah menguat cukup signifikan. Ada potensi rupiah menuju kisaran Rp13.950 sampai dengan Rp14.000 per dolar AS," tuturnya.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae.

OJK Beberkan Kunci Hadapi Memanasnya Dinamika Ekonomi Global

OJK meminta masyarakat untuk tidak panik merespons meningkatnya tensi geopolitik antara Iran-Israel.

img_title
VIVA.co.id
19 April 2024