Kuartal I, Bukit Asam Catatkan Laba Bersih Rp1,14 Triliun

Direksi PT Bukit Asam.
Sumber :
  • Arrijal Rachman/VIVA.co.id.

VIVA – PT Bukit Asam Tbk, berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,14 triliun hingga kuartal I-2019. Capain tersebut menurun dibandingkan dengan capaian pada kuartal I-2018, yang berhasil tercatat sebesar Rp1,45 triliun.

Ekspansi Bisnis, Bos MD Pictures Jual Saham FILM Raup Rp 1,25 Triliun

Turunnya laba bersih itu juga seiring dengan menurunnya pendapatan usaha perseroan berkode saham PTBA pada kuartal I, yang hanya tercatat sebesar Rp5,34 triliun. Sementara itu, pendapatan usaha pada kuartal I-2018, berhasil tercatat sebesar Rp5,75 triliun.

Direktur Utama PTBA, Arviyan Arivin menjelaskan, turunnya keuntungan perusahaan itu tidak terlepas dari anjloknya harga jual batu bara yang terus terjadi sejak akhir 2018 hingga saat ini.

Cinema XXI Tebar Dividen 2023 Rp 666 Miliar

Harga jual batu bara dikatakannya turun 13 persen dari rata-rata 2018 hingga awal 2019, yakni dari Rp887 ribu per ton pada kuartal I-2018, menjadi sebesar Rp772 ribu perton pada kuartal I-2019.

"Ini tentu sedikit banyak pengaruhi performance PT Bukit Asam selama kuartal I-2019," kata dia, saat konferensi pers Kinerja Perusahaan Kuartal I 2019 di Jakarta, Rabu 24 April 2019.

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 4,8 Triliun pada 2023, Anjlok 10,5 Persen

Meski secara laba mengalami penurunan, dia menegaskan, produksi batu bara tetap mengalami peningkatan. Pada kuartal I-2019, produksi tercapai sebesar 5,70 juta ton, meningkat 8,0 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu sebesar 5,28 juta ton.

Begitu juga untuk angkutan batu bara yang tercatat sebesar 5,84 juta ton, meningkat 7,6 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu sebesar 5,43 juta ton. Itu mendorong peningkatan penjualan menjadi 6,65 juta ton atau naik sebesar 5,6 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar 6,30 juta ton.

Pencapaian kinerja operasi perusahaan itu, dikatakannya, tidak lepas dari strategi manajemen dalam mengoptimalkan peluang pasar ekspor ke beberapa negara seperti India, Korea Selatan, Sri Lanka, dan Hongkong, di tengah pembatasan impor yang dilakukan China, selaku pangsa pasar ekspor terbesar.

"Serta, tentunya didukung oleh keberhasilan dari strategi optimasi penjualan ekspor batu bara medium to high calorie ke premium market," tegas dia. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya