Transformasi Ekonomi Digital Harus Mulai dari Kampus, Begini Alasannya

Dirut BTN, Maryono.
Sumber :
  • Dokumentasi BTN.

VIVA – PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) menilai Era industri 4.0 tidak bisa dihindari lagi dalam segala sektor bisnis. Karenanya dunia pendidikan perlu dibekali oleh pengetahuan yang sesuai dengan kebutuhan zaman, sehingga lulusannya mampu beradaptasi dengan kemajuan teknologi digital.

Rektor IPDN Mendorong Kesiapan Hadapi Revolusi Industri

Direktur Utama Bank BTN Maryono mengatakan, dunia mengalami revolusi teknologi yang cepat dalam dua abad terakhir. Hal tersebut mengubah cara manusia bekerja, berkehidupan dan berinteraksi satu sama lain. 

“Revolusi teknologi digital ini menimbulkan disruption pada hampir seluruh bidang bisnis di dunia,” katanya dalam kuliah umum dihadapan ribuan mahasiswa di Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat, dikutip dari keterangan resminya, Kamis 25 April 2019. 

Pemerintah Kantongi Rp 22,179 Triliun dari Pajak Digital

Menurut Maryono, dalam menghadapi disruption tersebut, diperlukan sebuah terobosan dalam gaya kepemimpinan dan cara memimpin organisasi. 

Berdasarkan penelitian dari Effective Leadership in Digital Age Research disebutkan ada empat hal yang perlu dilakukan oleh pemimpin dalam industri 4.0. Diantaranya pertama customer centric, yakni menselaraskan struktur, proses, dan strategi terhadap pengalaman customer yang tanpa batas memprioritaskan pengembangan yang mengacu pada kebutuhan pelanggan.

9 Startup Terbaik akan Digembleng 90 Hari

Kemudian kedua, adaptive and data driven yakni memiliki kemampuan beradaptasi dan me-reorganisasi peluang serta merangkul ketidakpastian menggunakan Big Data sebagai dasar pengambilan keputusan. Ketiga technology savvy, yakni memahami integrasi dan aplikasi dari teknologi terhadap bisnis serta keempat visionary yakni memiliki visi dan misi yang kuat dan Kemampuan untuk mengkomunikasikannya.

Maryono menambahkan Leadership 4.0 merupakan solusi pendekatan gaya kepemimpinan dalam menghadapi era digitalisasi. 

"Seorang pimpinan harus mampu menyederhanakan proses pengambilan keputusan. Digital leaders akan cenderung lebih transparan dan akan mendistribusikan pengambilan keputusan di seluruh bagian organisasi," ungkapnya.

Selain itu, pimpinan juga harus mampu memprioritaskan keragaman dan inklusi. Perusahaan memiliki banyak program terkait keragaman, memahami dampak positif keragaman pada budaya dan menyamakan peningkatan keragaman dan kinerja keuangan.

Lalu mendengarkan eksekutif muda. Generasi millenial akan menduduki 50 persen dari angkatan kerja saat ini, dan mereka akan mempunyai kendali untuk mengubah budaya korporasi. Dan terakhir berinvestasi pada teknologi generasi masa depan. 

"Saat ini, lebih dari 50 persen pemimpin telah bekerja mengandalkan kecerdasan buatan atau biasa disebut artificial intelligence (AI) dan pembelajaran mesin (machine learning)," urainya.

Dengan pendekatan Leadership 4.0, beberapa fakta menunjukkan dampak yang signifikan dari sisi pertumbuhan profit, kepuasan karyawan, dan tingkat turn over karyawan.

Berdasarkan Survei Oxford Economics - SAP terhadap lebih dari 4.000 eksekutif di 21 negara (2015) disebutkan, hanya ada 1 dari 5 eksekutif yang dianggap layak untuk disebut sebagai digital leader. Dari survei itu dipaparkan 87 persen karyawan di perusahaan-perusahaan yang dipimpin oleh digital leadership merasakan tingkat kepuasan kerja yang lebih tinggi. 

Kemudian sekitar 76 persen ekskutif yang termasuk digital leader membawa perusahaannya memperoleh profit lebih besar dibandingkan dengan eksekutif lainnya. Lalu 80 persen digital leader membuat keputusan berdasarkan data, dan 63 persen di antaranya menyatakan perusahaannya mampu membuat keputusan secara real time.

Dan tingkat turn-over karyawan lebih rendah di perusahaan dengan gaya kepemimpinan yang inklusi, mudah berbaur, dan struktur yang lebih dinamis. 

"Universitas dapat mendukung pembentukan Kepemimpinan 4.0 melalui kombinasi pengembangan beberapa fundamental dan modern soft skill," terang Maryono.

Lebih lanjut, BTN dalam menyambut industri 4.0 juga diimplementasikan di lingkungan perguruan tinggi dengan dibangunnya BTN Zone di lingkungan kampus. Salah satunya di Kampus Universitas Andalas, di mana mahasiswa dapat berinteraksi secara digital dalam memenuhi kebutuhannya dengan layanan transaksi perbankan one stop service melalui BTN Zone tersebut.

BTN membidik Universitas Andalas dan Universitas Negeri Padang dalam kerja sama pemanfaatan BTN Zone untuk membantu kebutuhan mahasiswa dalam layanan digital di lingkungan kampus. 

"Semua terlayani serba digital sehingga untuk kebutuhan mahasiswa di lingkungan kampus tidak harus pergi keluar untuk melakukan transaksi perbankan. BTN Zone menjadi solusi kemudahan dan kecepatan dalam layanan perbankan secara one stop service,” tegas Maryono.

Sementara itu Rektor Universitas Andalas Tafdil Husni, SE mengungkapkan, salah satu kunci keberhasilan adalah orang yang menguasai teknologi dan ke depan perlu di dorong agar dunia pendidikan untuk menguasai teknologi. Karena itu kerja sama dengan BTN sangat penting dilakukan dalam rangka sinergi.

Kerja sama dan sinergi dengan BTN ini tidak hanya dari sektor pembiayaan perumahan saja, tetapi juga banyak hal yang dapat dilakukan. 

“Sekarang bisnis sukses itu adalah siapa yang cepat menguasai teknologi, dia yang terdepan” ungkap Tafdil. (hty)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya