Kuartal I 2019, BFI Finance Catat Laba Bersih Rp337 Miliar

BFI Finance.
Sumber :
  • Dokumentasi BFI Finance.

VIVA – Di tengah lesunya pertumbuhan ekonomi dan kondisi wait and see, terkait kontestasi politik dan pemilihan umum di mana pelaku usaha dan konsumen menahan diri dalam investasi dan belanja modal, PT BFI Finance Indonesia Tbk, mencatatkan kinerja positif.

Ekspansi Bisnis, Bos MD Pictures Jual Saham FILM Raup Rp 1,25 Triliun

Hingga kuartal I 2019, BFI mencatat kenaikan piutang pembiayaan yang dikelolanya sebesar Rp17,905 triliun atau 6,1 persen lebih tinggi dari periode yang sama di 2018 sebesar Rp16,87 triliun.

Dari jumlah pembiayaan tersebut, sebesar Rp3,35 triliun adalah jumlah pembiayaan baru. Dengan komposisi pembiayaan sebesar 67,5 persen berasal dari pembiayaan kendaraan roda empat, 17,7 persen pembiayaan kendaraan roda dua, 13,5 persen dari alat berat dan machinery sementara sisanya adalah pembiayaan properti (property-backed financing) dan syariah.

Cinema XXI Tebar Dividen 2023 Rp 666 Miliar

Direktur Keuangan dan Corporate Secretary BFI Finance, Sudjono mengungkapkan, pembiayaan baru ini turut mengerek kenaikan nilai aset Perusahaan sebesar 3,5 persen menjadi Rp18,46 triliun year on year, dengan laba bersih sebesar Rp337 miliar. 

“Di tengah kondisi yang cukup menantang bagi industri pembiayaan dan melemahnya ekonomi makro yang cukup berimbas pada peningkatan kehati-hatian berbisnis, kami tetap mampu mencatatkan kinerja keuangan yang sehat selama kuartal I tahun ini,” ujar Sudjono dikutip dari keterangan resminya, Senin 29 April 2019. 

Jelang Lebaran, Ini Sederet Masalah yang Kerap Terjadi

Dalam tiga bulan pertama tahun ini pun perusahaan mampu menjaga rasio non performing financing (NPF) di angka 1,33 persen, atau lebih rendah dari rata-rata industri yang mencapai 2,71 persen. Sementara itu, NPF coverage, yaitu rasio kecukupan cadangan piutang yang diragukan dibandingkan kredit bermasalah (NPF) terjaga di angka sebesar 1,6 kali.

Lebih lanjut, menurutnya, sepanjang 2019, BFI Finance menargetkan pertumbuhan bisnis yang cukup moderat. Hal ini antara lain, karena perusahaan sedang melakukan peningkatan infrastruktur dan teknologi dalam mendukung proses kerja yang lebih efisien. 

"Hal itu untuk mendorong pertumbuhan bisnis di masa mendatang di mana kompetisi diperkirakan akan lebih menantang, karena tantangan tidak hanya berasal dari perusahaan pembiayaan tradisional melainkan juga dari perusahaan pembiayaan berbasis teknologi,” tambahnya. 

Pada kuartal I 2019, menurutnya,  perusahaan juga berhasil mendapatkan kepercayaan yang kuat dengan adanya pendanaan baru baik dari perbankan maupun pasar modal. Antara lain, perusahaan pun berhasil menerbitkan Obligasi Berkelanjutan IV BFI Finance Tahap II Tahun 2019 dengan total nilai sebesar Rp1 triliun. 

Kemudian, juga melakukan road show dalam rangka penerbitan Pinjaman Sindikasi dalam mata uang USD yang dipimpin oleh empat bank internasional. Yaitu, Bank ANZ, Bank MUFG, Bank Standard Chartered dan Bank SMBC. Dari hasil road show tersebut, diperoleh total komitmen diatas US$200 juta. 

“Penerbitan obligasi dan pinjaman sindikasi dolar AS menunjukkan kemampuan pendanaan Perusahaan yang sangat baik. Pinjaman sindikasi ditutup sebesar US$200 juta, dan akan digunakan sebagai modal kerja untuk mendukung kegiatan pembiayaan Perusahaan,” tambahnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya