BKPM Nilai Pemindahan Ibu Kota Bisa Jadi Stimulan Investasi Indonesia

Kepala BKPM Thomas Lembong.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fikri Halim

VIVA – Pemindahan Ibu kota yang diwacanakan Presiden Joko Widodo ke luar Jawa, berpotensi menjadi stimulan investasi dengan skala yang besar. Hal itu diungkapkan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal atau BKPM, Thomas Lembong, Selasa 30 April 2019. 

Di Rapat Paripurna, Demokrat dan PKS Minta Pemerintah Tunda Pemindahan Ibu Kota

"Perpindahan Ibu kota berpotensi menjadi stimulan investasi dengan skala yang besar, kalau wacananya adalah proyek US$33 miliar atau lebih dari Rp400 triliun, itu jumlah investasi yang besar," kata Thomas di kantornya. 

Untuk itu, ia mengatakan, pihaknya menyambut dengan sangat baik rencana pemindahan tersebut. Tentunya, dari sisi upaya-upaya untuk investasi. 

Dunia Berebut Investasi, Ekonom: KUHP Baru Bakal Ganggu Realisasi Penanaman Modal Asing

"Andai kata, pemindahan Ibu kota ini dijadikan," tambah dia. 

Di sisi lain, ia mengingatkan, pada abad 21 ini tentu sangat berbeda dengan abad 20 atau 19-an. Menurutnya, Indonesia membutuhkan ibu kota dengan teknologi tercanggih, mengikuti perubahan zaman. 

Di Era Transisi, Kolaborasi Semua Pihak Jadi Kunci Menuju Ketahanan Energi Nasional

"Visioner dan langsung loncat ke industri 4.0, teknologi tercanggih," kata dia. 

Di beberapa negara, Thomas mencontohkan, angkutan kargo atau barang sudah menggunakan drone. Hal itu dikatakannya, sudah semakin lazim di negara-negara lain dan sudah dijalankan. 

Ia melanjutkan, jika desain Ibu kota sudah mengakomodasi sebuah lalu lintas berdasarkan pesawat drone, hingga transportasi listrik, diyakini akan menciptakan investasi dengan produktivitas yang tinggi. 

"Hal-hal seperti itu akan lebih baik untuk investasi, dengan produktivitas yang tinggi. Harapan saya, langsung membangun infrastruktur berbasis abad 21," tuturnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya