Cara Bisnis Travel Dorong Industri Pariwisata RI

Burung blekok (Ardeidae) berada di kawasan konservasi hutan mangrove di Kampung Blekok, Situbondo, Jawa Timur, Senin, 26 Fabruari 2019.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Budi Candra Setya

VIVA – Bisnis biro perjalanan saat ini terus berkembang di Indonesia seiring upaya Pemerintah mendorong industri pariwisata jadi motor ekonomi nasional. Namun, hal tersebut tak bisa terwujud jika kelestarian lingkungan di Indonesia tidak terjaga.

Strategi Baru Industri Perhotelan untuk Menarik Wisatawan Setelah Pandemi

Hal tersebut lah yang menjadi dasar perusahaan perjalanan Ataya Travel Solution bekerja sama dengan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) untuk melestarikan mangrove di Indonesia. Penandatangan kerja sama antar keduannya untuk program Mangrove Ecosystem Restoration Alliance (MERA) pun dilakukan.

Chief Executive Officer & Founder Ataya Travel Solution, Miko Pudji Utomo mengungkapkan, bentuk kerja sama ini berupa penyisihan dana insentif sejumlah Rp50.000,- dari setiap paket liburan Ataya. Uang itu akan diberikan kepada YKAN untuk mendorong program MERA di Muara Angke. Program kerjasama ini akan berlangsung selama lima tahun.

Kinerja Tiket.com Meningkat Seiring Pulihnya Industri Pariwisata

“Kami merasa upaya merestorasi dan melestarikan alam tidak seharusnya dibatasi dengan jenis usaha yang dilakukan oleh pelakunya. Ataya Travel Solution bekerja sama dengan YKAN dalam misi konservasi hutan mangrove di Muara Angke,” ujar Miko dikutip dari keterangan resminya, Selasa 30 April 2019.  

Menurut Miko misi konservasi alam tidak sebatas tugas yang harus dijalankan oleh organisasi yang bersinggungan dengan alam atau yayasan konservasi semata. Dibutuhkan usaha dan komitmen untuk membangun kembali dan merawat alam. Khususnya di Jakarta yang merupakan pusat ekonomi, menjaga hutan mangrove amat diperlukan agar terhindar dari potensi bencana alam yang dapat mengganggu aktivitas perekonomian.

Kebangkitan Pariwisata Nasional, Kolaborasi Otoritas Wisata Daerah dan UMKM

Kerja sama Ataya Travel Solution dengan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN)

Sementara itu, Ketua Dewan Pengurus YKAN, Rizal Algamar berharap melalui kerja sama yang diinisiasi oleh Ataya dapat mengajak para pelaku usaha lainnya untuk lebih peduli terhadap lingkungan di sekitar, sekaligus turut serta menjaga hutan mangrove di Indonesia.

Mangrove merupakan salah satu daya tarik di bidang pariwisata Indonesia. Tidak hanya menjadi tumbuhan yang dapat mengurangi abrasi yang disebabkan oleh arus dan ombak. Hutan mangrove juga menjadi rumah dari jutaan burung yang bermigrasi dan lebih dari 75 persen spesies ikan tropis yang hidup di perairan laut. 

Untuk merestorasi dan memelihara mangrove yang ada di Indonesia, maka Yayasan Konservasi Alam Nusantara mengembangkan program bernama Mangrove Ecosystem Restoration Alliance (MERA). MERA berfungsi sebagai wadah bagi para pemangku kepentingan seperti akademisi, masyarakat, LSM dan swasta yang berharap dapat membantu pemerintah pusat dan daerah dalam pengelolaan mangrove secara terintegrasi. 

Pembentukan aliansi seperti MERA didukung oleh banyak pihak yang berharap terwujudnya pengelolaan mangrove yang berkelanjutan. Saat ini luas wilayah hutan mangrove yang dijangkau oleh program MERA adalah 730 hektare.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya