- ANTARA FOTO
VIVA – Indeks Kepercayaan Konsumen atau IKK April 2019 yang disurvei Danareksa Research Institute tercatat naik 1,8 persen menjadi ke level 103,8. Angka tersebut menjadi angka tertinggi sejak Februari 2005.
Dikutip dari rilis Danareksa Research Institute, Kamis 2 Mei 2019, dijelaskan kenaikan IKK didorong oleh naiknya dua komponen pembentuknya yaitu Indeks Situasi Sekarang (ISS) dan Indeks Ekpektasi (IE).
Adapun untuk ISS pada April 2019 ini tercatat naik sebesar 2,6 persen ke level 89,1. Sedangkan, untuk IE juga naik sebesar 1,4 persen menjadi ke level 114,8.
"Kenaikan ISS indikasikan konsumen memberi penilaian yang lebih baik terhadap keadaan ekonomi dan kondisi lapangan kerja saat ini. Lalu kenaikan IE tunjukan optimisme masyarakat terhadap prospek ekonomi, kondisi bisnis dan pendapatannya dalam enam bulan mendatang cenderung meningkat," jelas survei tersebut.
Tak sampai di situ, hasil survei juga menunjukkan kekhawatiran konsumen saat ini terhadap tingginya harga bahan makanan meningkat dari 60,9 persen menjadi 62,5 persen. Sedangkan yang khawatir terhadap kelangkaan kerja turun menjadi 34,9 persen dari bulan sebelumnya sebesar 42 persen.
Kemudian, terkait dengan tekanan inflasi, konsumen melihat akan sedikit mereda dalam enam bulan mendatang. Indeks yang mengukur pada April 2019 tercatat di level 177,5 atau tak bergerak.
Danareksa memperkirakan flat-nya indeks yang mengukur inflasi tersebut secara umum, didorong oleh ekspektasi harga barang dan jasa yang berangsur normal pasca event Ramadan dan Idul Fitri.
Selanjutnya, rencana konsumen untuk membeli barang-barang tahan lama enam bulan mendatang membaik. Indeks Rencana Beli (IRB) yang mengukur rencana pembelian oleh konsumen naik 0,5 persen menjadi 192,4.
Dengan demikian, Indikator IRB yang bertahan pada level yang cukup tinggi, mengindikasikan stabilnya rencana beli rumah tangga ke depan.
Sementara itu, kepercayaan konsumen terhadap kemampuan pemerintah untuk melaksanakan tugas-tugasnya menurun pada April. Indeks Kepercayaan Konsumen terhadap Pemerintah (IKKP) melemah sebesar 2,2 persen menjadi 109,4.
