Didorong Konsolidasi Provider, Indosat Pilih Fokus Genjot Pendapatan

Gerai Digital Indosat.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Novina Putri Bestari

VIVA – Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara, pernah mengungkapkan bahwa jumlah provider di Indonesia saat ini masih sangat banyak sehingga perlu adanya konsolidasi. Tujuannya tak lain adalah demi mengefisienkan industri telekomunikasi.

Respons Gibran Soal Indosat dan Nvidia Akan Bangun Pusat Pengembangan Kecerdasan Buatan di Solo

Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama Indosat, Chris Kanter mengaku belum terlalu memikirkan hal tersebut. Sebab, saat ini pihaknya masih berfokus pada upaya perbaikan kinerja perseroan.

"Saya fokus untuk bagaimana mengembangkan dan menaikan revenue dan EBITDA. Itu semua harus bagus sebelum kita memikirkan soal konsolidasi (provider)," kata Chris di kantornya, Jakarta, Kamis 2 Mei 2019.

Cinema XXI Tebar Dividen 2023 Rp 666 Miliar

Chris mengakui bahwa pendapatan perseroan secara operasional menurun. Karenanya, dia memastikan bahwa upaya perbaikan kinerja keuangan merupakan fokus utama perseroan, sebelum masuk ke wacana konsolidasi antarprovider tersebut.

"Penurunan ini karena pengurangan revenue, bukan karena subscriber-nya lost. (Kinerja keuangan) saya harus bagus dulu kalau enggak saya yang dicaplok," kata Chris.

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 4,8 Triliun pada 2023, Anjlok 10,5 Persen

Selain itu, Chris mengaku penurunan revenue itu juga disebabkan karena adanya kebijakan pemerintah, terkait pembatasan satu Nomor Induk Kependudukan (NIK). Di mana, satu NIK itu saat ini hanya diperbolehkan untuk digunakan kepada tiga nomor selular.

"Aturan pemerintah di mana per-NIK cuma dibolehkan untuk tiga (nomor selular) itu memang berdampak besar," ujarnya.

Diketahui, laporan kinerja keuangan Indosat Ooredoo 2018 mencatat kerugian Rp2,4 triliun, akibat penurunan 22,7 persen menjadi Rp23,14 triliun dibandingkan 2017 yang mencapai Rp29,92 triliun. Selain itu, catatan EBITDA Indosat di tahun 2018 diketahui juga turun 49,1 persen menjadi Rp6,5 triliun dibandingkan dengan tahun 2017 yang mencapai Rp12,763 triliun. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya