Indef Perkirakan Target Pertumbuhan Ekonomi RI 2019 Tak Akan Tercapai

Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy

VIVA – Institute for Development of Economics and Finance atau Indef memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2019 tidak akan mampu melampaui target yang dicanangkan pemerintah, yang sebesar 5,3 persen. Maksimal hanya bertengger di posisi 5,2 persen.

Panduan Lengkap Investasi Reksadana untuk Pemula, Dari A sampai Z

Direktur Eksekutif Indef, Tauhid Ahmad, menjabarkan hal itu disebabkan kinerja pertumbuhan ekonomi Kuartal I 2019 yang sebesar 5,07 persen tidak signifikan, meskipun lebih tinggi dibandingkan capaian pada periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 5,06 persen.

Dia menjelaskan, secara siklus, capaian itu tidak membanggakan lantaran jika dibandingkan dengan Kuartal IV di tahun sebelumnya, posisi 5,07 persen merupakan yang terendah penurunannya. Sebab, pada Kuartal IV 2018 pertumbuhan ekonomi mampu di posisi 5,18 persen.

Sektor Manufaktur RI Jauh dari Deindustrialisasi, Ekonom Beberkan Buktinya

"Pada saat Kuartal IV ke Kuartal I sebelumnya hanya turun 0,36 persen, kemudian minus 0,3 persen, tapi saat ini minusnya 0,52 persen. Jadi ada masalah di Kuartal I," kata Ahmad dalam sebuah diskusi di kawasan Cikini Jakarta Pusat, Rabu, 8 Mei 2019.

Buruknya kinerja pertumbuhan tersebut, dikatakannya, berasal dari seluruh sektor yang digadang-gadang pemerintah menjadi motor pertumbuhan 2019. Misalnya, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yang pada 2018 mampu mencapai 3,34 persen. Namun, pada 2019 baru 1,18 persen, begitu juga industri pengolahan yang turun dari 4,6 persen jadi 3,8 persen.

Ketahui Manfaat dan Risiko Saham Blue Chip, Dapatkan Dividen yang Konsisten

"Investasi drop dari 7,94 persen jadi 5,03 persen. Ini semula digadang sumber mesin pertumbuhan periode terakhir, ternyata belum bisa diharapkan. Seharusnya ini bisa tumbuh dengan OSS (one single submission)," kata Ahmad.

Karena itu, dia memperkirakan, pendorong utama pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini hanya akan ditopang oleh pertumbuhan pada Kuartal II 2019 yang maksimal di posisi 5,27 persen. Sehingga, sisa kuartal keseluruhan hanya akan berada di bawah posisi tersebut.

"Maksimal sekali di kuartal II. Kita simulasi tidak akan beranjak dari 5,27 persen. jika itu tidak tercapai, otomatis 5,3 persen sulit tercapai, jadi lebih harus realistis," lanjut Ahmad. (ren)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya