- ANTARA FOTO/Irfan Anshori
VIVA – Bank Indonesia menanggapi sebuah video yang viral soal pembuktian uang palsu yang disiram menggunakan bahan bakar minyak atau bensin. Pembuktian uang palsu menggunakan bensin, dipastikan tidak pernah disarankan atau disosialisasikan BI.
Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Onny Widjanarko menegaskan, pihaknya tidak pernah memberikan edukasi atau sosialisasi kepada masyarakat untuk menuangkan bensin pada uang kertas untuk membuktikannya asli atau palsu.
"Tidak ada (sosialisasi) menyiram uang dengan bensin," ujar Onny di Gedung Thamrin, Bank Indonesia, Jakarta, Jumat 10 Mei 2019.
Dia menegaskan, selama ini masyarakat diimbau untuk memerhatikan ciri keaslian rupiah melalui 3D yaitu Dilihat, Diraba, dan Diterawang. Selain itu, sosialisasi cara merawat rupiah adalah dengan lima Jangan, yaitu Jangan Jangan Dilipat, Jangan Dicoret, Jangan Distapler, Jangan Diremas, Jangan Dibasahi.
"Kalau uang palsu dari ATM, dilaporkan ke bank aja atau ke Bank Indonesia," tambah dia.
Sementara itu, Deputi Gubernur Bank Indonesia Rosmaya Hadi mengungkapkan, rasio uang palsu saat ini sudah terus berkurang. Jika menemukan uang palsu keluar dari ATM, menurutnya, harus segera ditukarkan atau dilaporkan.
"Jadi, uang palsu itu teman-teman (BI) sudah sering menggaungkan cikur, ciri-ciri keaslian uang rupiah," kata dia.
Dengan masa penukaran uang jelang Lebaran 2019 ini, Rosmaya mengatakan pihaknya mendorong masyarakat menukarkan uangnya di lokasi penukaran resmi untuk mencegah risiko uang palsu dan untuk menjaga kualitas uang. Dia menilai, sudah banyak masyarakat yang paham soal keaslian uang.
Sebelumnya, sempat viral di media sosial soal pembuktian keaslian yang kertas menggunakan bensin. Awalnya, video tersebut diunggah oleh akun Facebook, Ahmad Hudlori.
Saat pembeli hendak membayar bensin, petugas SPBU meminta izin untuk menyiram satu lembar uang Rp50 ribu darinya dengan menggunakan bensin. Padahal, menurut pengakuannya, uang tersebut baru saja dia ambil dari ATM.
