Genjot Ekonomi, DPR hingga Pemerintah Imbau Jaga Iklim Investasi

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi/properti.
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy

VIVA – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat, Bambang Soesatyo, meminta kepada seluruh pihak untuk menjaga situasi politik agar iklim investasi di Tanah Air terus baik. Pasca pemungutan suara 17 April lalu, dinamika politik yang disebutnya pemilu serentak terumit di dunia jangan sampai membuat investor khawatir.

Dukung UMKM Indonesia, BRI Gelar Pesta Rakyat Simpedes

Dia pun menekankan menekankan, untuk memacu pertumbuhan ekonomi nasional tidak hanya tergantung pada kas negara atau APBN.

"APBN kita hari ini baru Rp2.000-an triliun dan belum bisa membiayai kebutuhan bangsa kita. Karena dari Rp2.000 triliun itu berasal dari utang, tidak seimbang dengan keuangan negara kita," kata Bambang saat menyampaikan sambutan dalam diskusi bertajuk 'Memprediksi Iklim Investasi Indonesia Pasca Pilpres' di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis, 16 Mei 2019.

Dirut BRI Ungkap 2 Faktor yang Bisa Selamatkan Indonesia dari Resesi di 2023

Politisi Partai Golkar yang akrab disapa Bamsoet itu mengatakan, situasi politik yang kondusif bisa mengundang investasi datang. Melalui investasi pula, lanjutnya, produktivitas bakal melaju. "Dan ada nilai tambah yang akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi," tuturnya.

Dia menyoroti nilai investasi di Indonesia yang tak sejalan dengan sejumlah perusahaan yang baru melantai di bursa. Ada berbagai faktor yang mendasari, di antaranya situasi ekonomi global, dan nilai tukar rupiah yang dinamis selama tahun kemarin. 

Dunia Berebut Investasi, Ekonom: KUHP Baru Bakal Ganggu Realisasi Penanaman Modal Asing

Sejalan dengan evaluasi presiden, ia juga meminta agar perizinan untuk investasi terus diperbaiki, dan makin memudahkan sektor swasta mengurusnya. 

"Kalau ke depan cukup 5-10 perizinan, maka kemungkinan besar investasi kita meningkat," ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengungkapkan hal senada. Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, tidak harus bergantung pada sektor konsumsi, namun dengan menggenjot sektor investasi.

"Karena itu lima tahun ke depan, fokus pemerintahan adalah meningkatkan pertumbuhan investasi," kata Bambang.

Dia mengatakan, pemerintahan dalam lima tahun ke depan menargetkan pertumbuhan investasi Indonesia sebesar tujuh persen. Pemerintah juga akan menggalakkan investasi dalam industri pengolahan dan jasa dengan nilai tambah tinggi.

"Pemerintah ke depan juga akan melakukan perbaikan iklim investasi termasuk perbaikan sistem tenaga kerja. Lalu menggalakkan industrialisasi berbasis sumber daya alam," ujarnya.

Sementara itu, Direktur IndoSterling Aset Manajemen, F. Stevan Purba, menilai kondisi terkini fundamental Indonesia masih baik dan lebih banyak dipengaruhi faktor eksternal. Misalnya perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China.

Dia juga menilai investasi yang berasal dari dana tabungan berpotensi meningkatkan ketersediaan dana bagi investasi infrastruktur di masa mendatang.

"Investasi infrastruktur yang ada berpotensi dongkrak pertumbuhan ekonomi mencapai 7 persen, dan masih butuh lebih banyak lagi," ujarnya.

Stevan mengatakan, selain infrastruktur fisik, infrastruktur lunak perlu mendapat perhatian serius. Karena dia menilai infrastruktur lunak bisa melengkapi kenaikan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Anggota Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun mengatakan, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi mencapai 7 persen, investasi dalam dan luar negeri harus digenjot. Karena itu tim ekonomi di pemerintahaan dalam lima tahun ke depan harus dirombak. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya