BEI Uji Coba Protokol Krisis Saat IHSG Anjlok, Ada Apa?

Karyawan melintas di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA – Anjloknya indeks harga saham gabungan pada pekan lalu membuat PT Bursa Efek Indonesia melakukan sejumlah langkah-langkah antisipasi. IHSG pun diketahui turun sekitar 6,16 persen. 

BEI Setujui Bentoel Hengkang dari Pasar Modal Indonesia

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Laksono Widodo mengakui, pihaknya sudah melakukan uji coba protokol krisis di pasar modal. Hal tersebut, sebagai upaya antisipasi apabila terjadi penurunan IHSG yang sangat tajam dalam satu hari.

“Protokol krisis selalu ada, cuma kita biasanya kan baru melihat ke pasar apabila dalam sehari itu mulai turun lebih dari dua persen," kata Laksono di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin 20 Mei 2019.

Buka Perdagangan BEI, Ma'ruf Amin: Ekonomi 2024 Masih Menunjukkan Tanda-tanda Optimisme

"Kalau lima persen, kita mulai meeting dengan para otoritas, dan kalau sampai turun 10 persen itu ada auto-hold," ujarnya.

Laksono menjelaskan, pihaknya bahkan sudah melakukan simulasi mengenai bagaimana penerapan protokol krisis itu di lingkungan pasar modal.

Holding BUMN Jasa Survei Dukung Bursa Karbon di Indonesia, Ini Perannya

"Hari Sabtu kemarin, sudah dicoba di antara para anggota bursa dan juga kita di IDX ini, dan itu berjalan dengan lancar. Jadi, kita juga mempersiapkan itu,” ujarnya.

Diketahui, IHSG pada pekan lalu tercatat anjlok sebesar 6,16 persen ke level 5.826,87, dari posisi sebelumnya di level 6.209,12. Nilai kapitalisasi pasar juga anjlok sebesar 6,15 persen menjadi Rp6.629,63 triliun, dari sebelumnya Rp7.064,09 triliun.

Rata-rata nilai transaksi harian BEI diketahui juga merosot sebesar 14,38 persen menjadi Rp7,74 triliun dari Rp9,04 triliun. Sementara itu, untuk rata-rata frekuensi transaksi harian BEI selama sepekan, tercatat menurun sebesar 0,29 persen menjadi 408,03 ribu kali transaksi dari 409,21 ribu kali transaksi.

Namun, jika dilihat sepanjang 2019 ini, investor asing tercatat masih mencatatkan beli bersih sebesar Rp57,416 triliun. Tetapi, investor asing sudah mencatatkan jual bersih sebesar Rp3,24 triliun. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya