Perhatikan Hal Ini Agar Institusi Keuangan Bebas Money Laundering

foto ilustrasi bank
Sumber :

VIVA – Aktivitas, produk dan teknologi dalam industri keuangan terus berkembang dan semakin kompleks saat ini. Hal itu pun meningkatkan peluang pihak-pihak tidak bertanggung jawab menggunakan produk atau layanan dari institusi keuangan untuk hal yang tidak baik. 

Jokowi Ungkap Skandal Pencucian Uang Lewat Kripto hingga Rp 139T

Karena itu, demi mengurangi penggunaan bank dan institusi keuangan dalam tindak kejahatan keuangan, penerapan Anti Money Laundering (AML) yang optimal dan efektif sangatlah diperlukan.

Hal itu lah yang mendasari NICE Actimize penyedia solusi anti kejahatan keuangan, bersama perusahaan penyedia solusi keamanan siber Q2 Technologies, mengajak bank dan institusi keuangan dalam pembahasan mengenai pentingnya penerapan AML dalam organisasi.

Yakin Tak Terbukti Soal Tuduhan Pencucian Uang, Raffi Ahmad: Nanti Juga Hilang

Sebagai informasi, selain isi dari peraturan OJK yang mewajibkan semua institusi keuangan termasuk bank untuk menerapkan sistem AML, aturan tersebut juga menyatakan bahwa kompleksitas produk, layanan, dan teknologi keuangan yang terus berkembang akan menyebabkan meningginya risiko pencucian uang atau pendanaan terorisme dalam institusi keuangan. 

Rian Dharmawan dari Q2 Technologies menjelaskan, satu titik fokus pada solusi AML yaitu kemampuan memeriksa tanda-tanda dengan lebih baik dan efektif. Bertambahnya pertanda yang berhubungan dengan kejahatan keuangan berkaitan langsung dengan perkembangan transaksi. 

Jokowi Keluarkan Keppres Keanggota Satgas Anti Pencucian Uang, Ini Keuntungannya Bagi RI

"Di mana mengetahui pertanda-pertanda tersebut adalah hal yang terpenting saat ini," ujar Rian dikutip dari keterangan resminya, Rabu 22 Mei 2019. 

Karena itu dia mengatakan, kemampuan dalam penggunaan proses otomasi, skor prediksi dari Suspicious Activity Report (SAR) dan alur kerja yang teruji, merupakan hal terpenting dalam solusi AML saat ini. Dengan kemampuan tersebut dia optimis perbankan maupun industri jasa keuangan lainnya bisa bebas dari praktik-praktik kejahatan tersebut. 

Sementara itu, Regional Sales Director NICE Actimize, Himanshu Upadhyaya menyatakan, industri AML saat ini sudah bergerak dari yang sebelumnya pendekatan berbasis transaksi, menjadi pendekatan berbasis risiko.

"Perkembangan teknologi AML sudah seharusnya semakin maju dan sesuai untuk mengimbangi berkembangnya upaya-upaya tindakan pencucian uang, ditambah perubahan-perubahan pada regulasi pemerintah yang membutuhkan sistem yang lebih modern dan relevan.” 

Sedangkan Senior Vice President Q2 Technologies Michael Adinugraha mengatakan, keberadaan teknologi pendukung pemenuhan aturan adalah suatu keharusan di industri keuangan. 

"Sebab bila dilihat dari perspektif praktis, keahlian dalam penerapan dan penunjang sama pentingnya untuk membangun ekosistem bisnis yang efisien dengan sistem AML yang berjalan dengan baik," tambahnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya