Diskon Tarif Klaster di Tol Trans Jawa Dihapus Sejak 23 Mei 2019

Jembatan Kali Kuto, Jalur Mudik Tol Trans Jawa
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA – Dengan adanya penerapan diskon tarif tol sebesar 15 persen saat mudik Lebaran 2019, maka diskon tarif terjauh yang ada sebelumnya di beberapa klaster tol Trans Jawa dihapus. Penghapusan telah dilakukan 23 Mei 2019.

Mudik Lebaran 2024 via Tol Trans Jawa? Siap-siap Bayar Tarif Nyaris Rp 1 Juta

Hal itu diungkapkan Ketua Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) Desi Arryani. Dia mengatakan, alasan penghapusan diskon tarif tol secara klaster itu agar memudahkan penghitungan. 

"Penerapan ini (diskon 15 persen) sekaligus menghentikan diskon clustering, (karena) sulit kalkulasinya. Diskon clustering dihentikan, 23 (Mei) selesai dan 27 28 29 diskon baru," kata Desi di kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Jumat 24 Mei 2019.

INFOGRAFIK: Jadwal Sistem One Way dan Contra Flow Tol Trans Jawa Mudik-Arus Balik Lebaran 2024

Ia menegaskan diskon saat mudik Lebaran itu berlaku di seluruh jalan tol di Indonesia. Menurutnya, diskon ini sebagai bentuk kontribusi kepada masyarakat Indonesia yang mayoritas melakukan perjalanan mudik Lebaran. 

"Diskon ini menyeluruh termasuk Medan, termasuk dalam kota, termasuk Sumatera. Kita sudah sampaikan termasuk Bali, seluruh jalan tol yang sudah operasi memberikan diskon 15 persen," kata dia. 

Tarif Tol Serpong-Cinere Naik Mulai 21 Februari, Simak Rinciannya

Pengurus ATI sekaligus Direktur Utama Nusantara Infrastruktur, M. Ramdani Basri mengatakan volume pemudik di jalan tol tahun ini akan meningkat dibanding tahun lalu. Dengan adanya konektivitas, ia yakin akan semakin banyak traffic atau volume lalu lintas di jalan tol. 

Untuk itu, melalui penerapan diskon ini, pengurangan pendapatan diyakini dapat tertutupi dengan kenaikan volume lalu lintas. 

"Kuncinya bisnis jalan tol itu connectivity semakin banyak connectivity banyak traffic yang ada. Dengan acara besar ini, Lebaran akan ada volume yang sangat besar," kata dia. 

Ia mengakui ada sedikit tekanan keuangan dengan adanya diskon, namun bisa ditutup oleh kenaikan volume kendaraan. "Ada peningkatan konektivitas, volume pun akan meningkat," jelas dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya