Terobosan VIVA Padukan Platform Televisi FTA dan Digital

PT Visi Media Asia Tbk (Viva Group)
Sumber :
  • VIVA/Fikri Halim

VIVA – PT Visi Media Asia Tbk, berkode saham VIVA, tak memungkiri 2018, merupakan tahun penuh tantangan bagi industri televisi free-to-air/FTA di Indonesia. Berdasarkan estimasi Media Partners Asia, belanja iklan televisi 2018, hanya sedikit meningkat, dengan laju pertumbuhan sebesar satu digit saja dan itu pun di angka yang rendah, yakni 2,6 persen.

THR Harus Dibayar Penuh Tak Boleh Dicicil, Menaker Terbitkan SE THR Keagamaan 2024

Sementara itu, persaingan media digital terus meningkat, sejalan dengan perubahan pola konsumsi media di lingkup global. Saat ini, menurut survei Nielsen, lebih dari 95 persen pemirsa media di Indonesia, terbiasa mengonsumsi media secara bersamaan melalui lebih dari satu saluran, yaitu televisi dan internet. 

Presiden Direktur VIVA, Anindya Novyan Bakrie mengungkapkan, sejalan dengan geliat revolusi digital di Indonesia, industri televisi FTA harus mampu mempertahankan bisnis secara berdampingan. Asalkan, televisi FTA bisa menyajikan konten menarik dan relevan yang dapat dinikmati diberbagai platform, sehingga menambah jangkauan pemirsa. 

Hamas Terbitkan Video Baru, Isinya soal Sandera Israel Salahkan Netanyahu

"Dapat saya pastikan bahwa VIVA tidak menutup mata dalam menghadapi tantangan-tantangan ini. Faktanya selama beberapa tahun terakhir, kami telah melakukan persiapan guna menyambut revolusi digital," ujar Anindya usai RUPS Tahunan di Bakrie Tower Kompleks Rasuna Epicentrum di Jakarta, Rabu 29 Mei 2019.

VIVA sendiri memiliki tiga media tumpuan utama, yaitu tvOne, ANTV dan VIVA.co.id. Untuk ANTV, Selama 2018, telah berhasil mempertahankan peringkat sebagai stasiun televisi tier-1 FTA dengan pencapaian rata-rata pangsa pemirsa sebesar 13,6 persen.

KM Bukit Raya Terbakar di Muara Sungai Kapuas, Penumpang Panik Berjibaku Padamkan Api

Keberhasilan ini ditopang oleh perpaduan konten lokal dan asing seperti program Jodoh Wasiat Bapak, Menembus Mata Bathin, Masjid Tak Dirindukan, Pesbuker, Dev & Sona, Chandra Nandini, Marsha and The Bear hingga program news and sport Jejak Kriminal

“ANTV mampu merespons secara cepat kondisi tersebut, sehingga ANTV dapat mencapai TV share sebesar 13,6 persen untuk 2018, yang mendukung statusnya sebagai stasiun tier-1 selama lima tahun berturut-turut,” ujar Anindya.

Sedangkan tvOne, memberikan kontribusi positif tetap mengungguli pesaing dengan capaian TV share yang cukup jauh di atas pesaing, yakni sebesar 3,4 untuk pemirsa TV berita, serta peringkat #1 di slot berita prime time dan program olahraga andalannya.

Sejak olahraga bela diri andalan One Pride Mixed Martial Arts (MMA) ditayangkan, lanjut dia, program ini menjadi program peringkat teratas dan menghentak animo masyarakat dengan banyak berdirinya sasana-sasana beladiri (boxing camp) yang semakin berkembang. 

"Sehingga tvOne semakin mendapatkan tempat di hati pemirsanya. Terlebih lagi One Pride MMA kemudian menjalin kemitraan bersama Ultimate Fighting Championship (UFC) begitu juga dengan program Breaking News yang menjadi referensi utama bagi pemirsa di seluruh Tanah Air,” tambah Anindya. 

Sementara, bisnis digital VIVA saat ini, sedang bertumbuh pesat dan melengkapi televisi FTA sebagai bisnis inti. Portal digital VIVA.co.id mencatat rata-rata jumlah pengunjung lebih dari 16 juta setiap bulan, dengan rata-rata  89,7 juta kunjungan halaman setiap bulan.

Keberhasilan VIVA dalam menjalankan strategi tersebut dibuktikan oleh keberhasilan tvOne yang pada 2018, mendapatkan dana dari Google News Initiative YouTube Innovation Funding yang menunjukkan konten tvOne memang menarik.

“tvOne, kemudian mengembangkan multi channel melalui YouTube, dengan konten-konten andalan tvOne seperti ILC, Damai Indonesiaku, One Pride Pro Never Quit-Indonesian MMA, dan Talkshow tvOne. Selain itu, tvOne juga menayangkan program web series di channel YouTubenya, antara lain web series Rindu dan web series Ingin,” kata Anindya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya