Apindo Minta Pemerintah Lebih Perhatikan Industri Padat Karya

Ketua Umum Apindo Hariyadi Sukamdani dan pengurus Apindo.
Sumber :
  • VIVA/Fikri Halim

VIVA – Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo menyampaikan sejumlah kebutuhan dunia usaha kepada Presiden Joko Widodo, untuk bisa memacu pertumbuhan ekonomi.

Apindo Ungkap RI Alami Industrialisasi Berkelanjutan, Pemerintah Diingatkan Ini

Kebutuhan dunia usaha ini, sebetulnya sejalan dengan prioritas Presiden Jokowi yang ingin mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM). 

Namun, Ketua Umum Apindo, Hariyadi Sukamdani menekankan, pengembangan SDM sebetulnya bukan hanya masalah vokasi. Masalah yang paling penting adalah penciptaan lapangan kerja. 

Pengusaha Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, Ini Harapannya

"Yang kami bahas tadi bahwa kita selama ini terlepas kepada prioritas. Prioritas kita itu sebenarnya lebih kepada kualitas investasi yang masuk. Dalam arti kata, secara absolut nilai atau penyediaan lapangan kerjanya," ujarnya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis 13 Juni 2019.

Hariyadi menyampaikan ke Jokowi, bahwa dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, investasi yang masuk ke Indonesia itu lebih kepada industri padat modal. Kondisinya berbanding terbalik dengan industri padat karya. 

Apindo hingga Pedagang Protes Pasal Tembakau di RPP Kesehatan

"Industri padat karyanya, sangat-sangat berkurang banyak. Padahal, rakyat kita ini jumlahnya 265 juta orang, angkatan kerjanya lebih dari 130 juta," ucap dia. 

Untuk itu, Hariyadi menekankan, pemerintah perlu mengkaji kembali Undang-undang Ketenagakerjaan yang dinilainya sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan dan kondisi saat ini. Menurutnya, pemain industri padat karya, justru sudah beralih ke negara-negara tetangga lain.

"Kalau kita lihat sekarang, justru pemain-pemain padat karya yang nilai ekspornya besar itu sudah beralih ke Vietnam, Myanmar, Bangladesh, Sri Lanka, dan Kamboja. Bahkan Laos, sudah mulai bersiap-siap," paparnya. 

Ditegaskan Hariyadi, pemerintah jangan sampai hanya fokus pada industri padat modal. "Kita jangan sampai berkonsentrasi ke padat modal, tetapi padat karyanya tidak ditangani dengan baik. itu yang kira-kira inti utama," kata dia. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya