DPR Minta BKPM Kalahkan Vietnam di Indeks Kemudahan Investasi

Arus modal asing. (Foto ilustrasi).
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVA - Anggota Komisi VI dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan, Abdul Aziz menyoroti peringkat kemudahan investasi Indonesia atau Ease of Doing Business/EoDB yang masih berada di nomor enam untuk kawasan ASEAN.

27 Korban Penipuan Investasi Rp52 Miliar Geruduk Rumah Orang Tua Pelaku di Tasikmalaya

Sedangkan di tingkat dunia, Indonesia berada di peringkat 73, masih di bawah Singapura (2), Malaysia (15), Thailand (27), Brunei Darussalam (55), dan Vietnam (69).

Aziz pun meminta agar Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) bisa menunjukkan kinerja yang lebih baik, dengan meningkatkan peringkat Indonesia di EoDB. Hal itu sudah dia sampaikan, saat rapat dengar pendapat (RDP) dengan BKPM pada Rabu kemarin, 19 Juni 2019.

Jangan Sampai Terjerat Pinjol, Ini Tips Kelola Keuangan Lebih Cerdas

"Saya meminta kepala BKPM untuk meningkatkan daya saing Indonesia, minimal di atas Vietnam," kata Aziz melalui keterangan tertulisnya, Kamis 20 Juni 2019.

Aziz mengatakan, sebagai badan penanaman modal, keberhasilan kinerja BKPM bisa diukur dengan indeks kemudahan investasi. Karena itu, ia meminta BKPM lebih menunjukkan kinerjanya dengan meningkatkan daya saing atau kemudahan investasi di Indonesia.

Gibran Bereskan Pekerjaan Wali Kota usai Putusan MK, Siapkan Investasi Kecerdasan Buatan

"Kami di DPR setuju, ada peningkatan tukin (tunjangan kinerja) untuk BKPM, asal institusi ini bisa meningkatkan daya saing di tingkat global,” kata Aziz lagi.

Menurutnya, peningkatan data saing Indonesia bisa terangkat dengan dua hal. Pertama, melalui promosi kemudahan investasi Indonesia. Kedua, adalah memperbaiki berbagai indikator investasi yang ada, terutama masalah perizinan.

"Saat ini, masih ada tumpang tindih regulasi antara pemerintah pusat dan daerah. Sehingga, sering kali investor mengalami kesulitan perizinan saat mau berinvestasi di Indonesia," kata Aziz.

Kemudahan investasi, menurut Aziz, akan membuat semakin banyak investor yang datang ke Indonesia. Hal ini juga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang pada akhirnya meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat.

"Presiden Jokowi pernah mencanangkan, agar Indonesia berada di peringkat 40 dalam daftar indeks kemudahan Investasi. Namun, dalam waktu dekat hal itu tampaknya sulit terealisasi. Target paling realisitis adalah menyalip Vietnam dalam indeks tersebut," tutur Aziz.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya