KTT G20 Direspons Positif, Modal Asing Masuk RI Capai Rp154 Triliun

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fikri Halim

VIVA – Perkembangan penyelesaian perang perdagangan antara Amerika Serikat dengan China, diperkirakan bakal menemukan titik terang dalam Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Osaka Jepang pada 28-29 Juni 2019.

Utang Luar Negeri Indonesia Turun Jadi US$413,6 Miliar

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo mengatakan, sentimen positif tersebut bahkan telah terasa bagi perekonomian domestik. Hal itu ditunjukkan dari masuknya aliran modal asing ke Indonesia hingga 27 Juni 2019, yang mencapai Rp154 triliun net year to date.

"Kami tentunya juga dalam perkembangan terakhir, positifnya juga sudah muncul bahwa kemungkinan akan ada kesepakatan yang mengarah pada penyelesaian (perang dagang)," katanya di kompleks perkantoran BI, Jakarta, Jumat 28 Juni 2019.

BI Fast Payment, Jawaban untuk Kebutuhan Transaksi Murah

Kata Dody, dari besarnya arus modal asing tersebut, aliran modal asing yang masuk melalui pasar saham sekitar Rp60 triliun. Sementara itu, yang masuk melalui pasar Surat Berharga Negara (SBN) sekitar Rp90 triliun.

"Di Indonesia, bagi kita positif perkembangan di domestik ke arah inflow. Terdiri dari masuknya melalui SBN dan saham, dua instrumen yang paling besar membawa inflow ke perekonomian," tuturnya.

Cadangan Devisa RI Februari 2022 Naik Tipis, Ini Pendorongnya

Jika hasil kesepakatan penyelesaian perang perdagangan tersebut benar-benar tercipta nantinya, Dody memastikan, perekonomian hingga perdagangan global akan menuju ke arah perbaikan, dari koreksi negatif yang selama ini diperkirakan institusi maupun lembaga keuangan internasional.

"Sudah pasti itu akan membentuk permintaan perdagangan meningkat, harga komoditas membaik. Beberapa negara yang sekarang ini, terutama emerging, yang terkena pengaruh dari sisi melambatnya ekspor akan terbantu," ujar Dody.

"Jadi, kalau ekspornya terbantu akan mendorong kembali permintaan domestik membaik, konsumsi, investasi. Kita tetap pada skenario, tentunya mengharapkan sisi yang positif," ungkap dia. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya