- ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
VIVA – Pemerintah bersama dengan Badan Anggaran DPR RI telah menyepakati Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN 2020.
Dengan disepakatinya rancangan tersebut, maka kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal maupun dokumen rancangan kerja pemerintah akan ditetapkan ke dalam Nota Keuangan.
"Tentu, ada beberapa hal yang nanti kita lihat dalam penyusunan nota keuangan final. Kesepakatan ini, nanti akan kami jadikan rambu-rambu. Jika ada perubahan, tentu akan kami sampaikan ke dewan," kata Menteri Keuangan, Sri Mulyani di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin 8 Juli 2019.
Berdasarkan kesepakatan tersebut, ditetapkan bahwa pertumbuhan ekonomi pada 2020 diperkirakan pada kisaran 5,2 persen sampai 5,5 persen. Hal itu dirasa cukup realistis, dengan mempertimbangan ekonomi domestik dan mempertimbangkan pelemahan ekonomi global.
Sementara itu, Inflasi berada di kisaran dua sampai empat persen didukung strategi umum pengendalian inflasi. Sedangkan nilai tukar rupiah pada 2020, diperkirakan pada kisaran Rp14.000 sampai Rp14.500 per dolar AS, dengan catatan bahwa Fraksi Gerindra meminta pemerintah optimis mampu menguatkan kurs seperti era Presiden BJ Habibie dari Rp16.800 menjadi Rp6.500 per dolar AS.
Adapun untuk tingkat suku bunga SPN tiga bulan ditetapkan lima persen sampai 5,5 persen. Sedangkan harga minyak mentah Indonesia ditetapkan U$60 sampai US$70 per barel, sedangkan lifting minyak dan gas bumi ditetapkan 1.886 juta sampai 2.140 juta barel per hari.
Adapun untuk target pembangunan pada 2020, disepakati bahwa tingkat pengangguran terbuka berada di posisi 4,8 sampai 5,1 persen, angka kemiskinan 8,5 sampai 9,0 persen, gini rasio 0.375 sampai 0.380, sedangkan indeks pembangunan manusia 72,51.
"Dengan penyelesaian panja ini, kami akan finalisasi nota keuangan dan kami sampaikan ke sidang kabinet nanti," ujar Sri.
