Antisipasi Memburuknya Perang Dagang, BI Dorong Pemerintah Lobi AS

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Galih Pradipta

VIVA – Bank Indonesia mendorong supaya pemerintah mampu meningkatkan kerja sama perdagangan bilateral dengan Amerika Serikat. Hal itu menjadi kunci dalam menghadapi dampak negatif perang perdagangan antara Amerika Serikat dengan China.

Bos BI Ungkap Pentingnya Instrumen Keuangan Berkelanjutan di G20

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan, langkah itu perlu diupayakan lantaran kinerja ekspor Indonesia terus menurun ke AS maupun China akibat perang perdagangan. Padahal negara tersebut merupakan mitra dagang utama Indonesia.

"Masalahnya dari sisi permintaanya menurun, bukan masalah dampak trade war secara langsung tapi pertumbuhan ekonomi AS ada kecenderungan menurun. Sehingga permintaan terhadap barang-barang ekspor, tidak hanya Indonesia yah tapi dari seluruh negara itu menurun," katanya di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin, 8 Juli 2019.

BI: Obligasi Hijau Catatkan Penerbitan Tertinggi pada 2021

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, nilai ekspor Indonesia ke AS sepanjang Januari-Mei 2019 hanya sebesar US$7,25 miliar, lebih rendah dari periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar US$7,42 miliar. Begitu juga dengan China, dari US$10,25 miliar menjadi US$9,55 miliar.

"Caranya dengan pemerintah AS memang harus meningkatkan hubungan dagang secara bilateral. Mungkin sejumlah barang yang kita beli dari negara lain seperti kedelai itu bisa kita impor dari AS supaya kita bisa ekspor ke AS seperti garmen, furnitur, elektronik, footwear dan mungkin sejumlah mesin dan peralatan tertentu," ungkap dia.

Ekonomi Global Berangsur Pulih, BI Ungkap Strategi Hadapi Risikonya

Menurut dia, itu merupakan cara yang telah ditempuh pemerintah Vietnam selama ini, sehingga mereka tidak terdampak perang perdagangan. Berdasarkan data BI, ekspor Vietnam, khususnya produk telepon selular ke AS meningkat tajam selama perang perdagangan, mencapai 5,7 persen dari Produk Domestik Brutonya.

Sementara itu, investasi China ke Vietnam juga meningkat tajam pada periode Januari hingga Mei 2019, yakni mencapai US$1,6 miliar atau naik 456 persen dari posisi periode yang sama tahun lalu yang sebesar US$280,9 juta. 

"Dia dapat memenuhi yang dulunya dipasok Tiongkok ke AS. Itu memang dipasok Vietnam. Karena itu salah satu strategi yang dapat kita lakukan adalah, dan juga memang sedang dilakukan pemerintah adalah mengisi pasar yang dulunya dipasok Tiongkok," jelas dia. (dau)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya