Bulog Pastikan Cadangan Beras RI Aman di Tengah Kekeringan 

Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

VIVA – Perum Bulog memastikan bahwa bahan makanan pokok seperti beras masih aman untuk memasok kebutuhan masyarakat ketika terjadinya kekeringan di sejumlah tempat, akibat musim kemarau yang mulai terjadi saat ini. 

Harga Eceran Tertinggi Beras Medium Dinaikkan Meski Panen Raya, Ini Rinciannya Per Wilayah

Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso mengungkapkan, cadangan beras yang ada di gudang Bulog saat ini terbilang lebih dari cukup. Cadangan beras Bulog saat ini sebanyak 2,4 juta ton, terdiri dari cadangan beras pemerintah 2,2 juta ton dan 143 ton beras komersial.

"Ya kan kalau bidangnya kita sudah siap (antisipasi kemarau), sekarang beras sudah melebihi, itu sudah aman," kata dia usai High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Pusat di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu, 10 Juli 2019.

RI Sudah Impor 567,22 Ribu Ton Beras Maret 2024, Naik 921,51 Persen

Dia pun menegaskan, jika ke depannya cadangan Bulog harus digelontorkan secara besar-besaran untuk antisipasi dampak kekeringan yang mengakibatkan gagal panen di sejumlah sawah petani, Bulog masih memiliki antisipasi lain.

Antisipasi itu berasal dari cadangan beras pemerintah sebanyak 1,5 juta ton untuk program kebencanaan seperti kemarau dan juga stabilisasi harga melalui operasi pasar atau OP.

Daftar Harga Pangan 22 April 2024: Cabai hingga Telur Ayam Naik

"Untuk sampai Desember sudah aman, prediksi ke depan masih punya. Kalau 1,5 juta ton berarti aman, jangan sampai khawatir. Pasokan musim kemarau cukup," tegas dia.

Sebagai informasi, berdasarkan monitoring Hari Tanpa Hujan (HTH) Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG pada 30 Juni 2019, teridentifikasi adanya potensi kekeringan meteorologis yang tersebar di sejumlah wilayah untuk status awas.

Wilayah itu di antaranya Jawa Barat, yaitu Bekasi, Karawang dan Indramayu, kemudian Jawa Tengah terdiri dari Karanganyar, Klaten, Magelang, Purworejo, Rembang, Semarang, Semarang, dan Wonogiri, dan sebagian besar Jawa Timur. 

Serta Daerah Istimewa Yogyakarta meliputi Bantul, Gunung Kidul, Kulonprogo, dan Sleman, Bali yaitu di Buleleng, Nusa Tenggara Timur meliputi Sikka, Lembata, Sumba Timur, Rote Ndao, Kota Kupang, dan Belu, Nusa Tenggara Barat terdiri Bima, Kota Bima, Lombok Timur, Sumbawa dan Sumbawa Timur. 

Sejumlah wilayah pun telah mengalami gagal panen akibat sawahnya kekeringan, misalnya sebanyak 1.682 hektare lahan sawah di 12 Kabupaten/Kota di Jawa Barat yang mengalami puso atau gagal panen pada musim kemarau akibat distribusi air yang tidak maksimal.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya