Siap Melantai di Bursa, Softex Sowan ke Direksi BEI

Lantai Bursa Efek Indonesia
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVA – Produsen produk sanitary dan pembalut wanita, yakni PT Softex Indonesia, dikabarkan segera mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia pada tahun ini.

Incar Dana Segar Rp 425 Miliar dari IPO, Erajaya Active Lifestyle Genjot Ekspansi Bisnis

Saat dikonfirmasi kepada Direktur Penilaian BEI, I Gede Nyoman Yetna, ia menjelaskan bahwa perwakilan dari pihak Softex telah bertemu dengan Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa, Laksono Widodo.

"Softex baru kemarin bertemu dengan salah satu direktur kita, Pak Laksono, untuk menyampaikan niatnya," kata Nyoman di Gedung BEI, Jakarta, Kamis 11 Juli 2019

Raup Rp15,8 Triliun, Ini 4 Rencana GoTo Manfaatkan Dana Hasil IPO

"Sedang dalam proses ya, jadi belum ada informasi berupa dokumen. Tetapi, mudah-mudahan ya," ujarnya.

Nyoman menjelaskan, pihaknya sangat membuka diri bagi perusahaan apa pun yang berniat melantai di bursa, guna membahas mengenai skema dan hal-hal lainnya terkait masalah regulasi.

Kantongi Izin Efektif OJK, GoTo Patok Harga IPO Rp338 per Saham

"Sehingga, manfaat menjadi perusahaan tercatat itu ada di semua pihak, termasuk manfaat buat karyawan dan buat jajaran manajemen untuk level tertentu, ada alokasi-alokasinya," kata Nyoman.

Selain itu, Nyoman mengaku pihak BEI juga akan membantu memberikan gambaran, mengenai apa saja hak dan kewajiban perusahaan terbuka yang telah menjadi emiten BEI.

Sehingga, pihak manajemen dari calon emiten itu bisa menakar hal-hal apa saja yang harus mereka persiapkan, guna bertransformasi sebagai perusahaan publik.

"Misalnya kalau memang terkait dengan owner-nya sendiri, mengenai apa konsekuensi dari go public, kita bisa memberikan pencerahan," ujarnya.

Diketahui, PT Softex Indonesia yang disokong oleh perusahaan investasi Global CVC Capital Partners, berencana menggelar penawaran umum perdana saham di Bursa Efek Indonesia sebelum akhir 2019. Produsen produk sanitary dan pembalut wanita itu berharap bisa meraih dana segar sekitar US$500 juta, atau setara Rp7,2 triliun.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya