Ini Alasan Bunga Surat Utang Pemerintah Turun Terus

Gedung kementerian Keuangan
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVA – Besaran kupon atau bunga yang ditawarkan pemerintah dari surat utang negara semakin turun. Tergambar dari kupon surat utang jenis Saving Bond Ritel seri SBR007 yang baru diluncurkan hari ini, Kamis 11 Juli 2019, yang hanya sebesar 7,5 persen.

Ini Penyebab Aset PLN Nusantara Power Melesat Jadi Rp 350 Triliun

Tingkat kupon minimal tersebut terbilang jauh lebih rendah dari seri-seri surat utang khusus masyarajat domestik yang ditawarkan sebelumnya.  Misalnya tingkat kupon SBR006 tercatat sebesar 7,95 persen, sedangkan tingkat kupon SBR005 yang ditawarkan pada awal tahun ini mencapai sebesar 8,15 persen.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Luky Alfirman menjelaskan, penentuan tingkat kupon tersebut tidak terlepas dari kondisi global saat ini, di mana tingkat suku bunga acuan global saat ini terbilang tidak seagresif awal tahun lalu.

Utang Luar Negeri RI Februari 2024 Naik Jadi US$407,3 MIliar, Ini Penyebabnya

"Kalau penentuan kupon itu sangat mudah sebetulnya, kita lihat saja di secondary market-nya seperti apa. Jadi misalnya kalau dulu sifatnya delapan persen, saat itu market itu pun rate obligasinya masih kisaran seperti itu," kata dia di Jakarta, Kamis.

Akibatnya, selisih atau spread tetap SBR007 juga semakin mengecil, yakni hanya sebesar 1,5 persen dari besaran suku bunga acuan BI-7 day reverse repo rate yang sebesar 6 persen. Padahal, spread SBR005 tercatat 2,15 persen dan spread SBR006 sebesar 1,95 persen.

5 Negara yang Paling Jarang Utang di Dunia, Nomor 1 Tetangga Indonesia

Dia menambahkan, besaran tingkat bunga tersebut turut dipengaruhi oleh perbaikan rating surat utang pemerintah oleh lembaga pemeringkat S&P pada Mei 2019 lalu. Karenanya, imbal hasil atau yield obligasi pemerintah akan semakin kompetitif dengan negara lain.

"Sejak akhir Mei kemarin, dengan perbaikan rating S&P, adanya pernyataan dovish dari Fed Fund Rate nya The Fed, itu kan mengakibatkan adanya sinyal penurunan suku bunga, atau yield obligasi yang cukup signifikan. Nah, itu akhirnya kita harus menyesuaikan juga," tegasnya. (asp)

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu.

Rasio Utang Pemerintah 2025 Ditargetkan Naik Jadi 40 Persen, Kemenkeu Buka Suara

Rasio utang pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2025 ditargetkan naik di kisaran 40 persen.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024