Alasan Milenial Pilih Surat Utang Pemerintah Ketimbang Properti

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu, Luky Alfirman
Sumber :
  • VIVA / Arrijal Rachman

VIVA – Pemerintah telah menyediakan berbagai instrumen supaya masyarakat Indonesia, khususnya generasi milenial, mau untuk berinvestasi di Surat Utang Negara. Salah satunya dengan penerbitan Surat Berharga Negara atau SBN ritel seperti Saving Bond Ritel, disingkat SBR.

Pertama Dalam Sejarah, Sri Mulyani Terbitkan SUN Tenor Panjang

Melalui surat utang tersebut, pemerintah semakin memungkinkan untuk mencari pembiayaan anggaran untuk menutup defisit dari dana masyarakatnya sendiri, ketimbang dari investor asing. Itu, karena SBR dikhususkan untuk individu masyarakat domestik.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Luky Alfirman menjelaskan, jenis investasi tersebut pada dasarnya lebih menguntungkan masyarakat ketimbang investasi di sektor lain, seperti properti ataupun emas. Itu, karena jenis investasi surat utang pemerintah lebih mudah dicairkan.

Jaga Dunia Usaha dari Efek Corona, Pemerintah Terbitkan Recovery Bond

"Setiap instrumen investasi itu punya fitur masing-masing. Kalau properti misalnya, kan bagus, tetapi enggak liquid. Misal kamu punya Rp10 juta, suatu waktu dibutuhkan, itu kan enggak liquid kalau dicairkan, butuh waktu," katanya di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis 11 Juli 2019.

Selain mudah dicairkan, dikatakannya, instrumen tersebut juga menarik, karena bunga yang ditawarkan memiliki besaran minimal yang tetap, namun bisa naik tergantung suku bunga acuan Bank Indonesia. Return atau imbal hasil investasi juga pasti dibayarkan pemerintah, karena dijamin undang-undang.

Pemerintah Terbitkan Surat Utang Global untuk Tahan Pelebaran Defisit

"Itu produk pemerintah untuk biayai APBN, produk ini insya Allah aman, karena ini dijamin oleh pemerintah. Jadi satu, ini diterbitkan pemerintah, insya Allah aman, enggak pernah kita default, enggak ada tunggak pembayaran," tutur dia.

Sebagai informasi, pemerintah berencana menerbitkan SBN Ritel sebanyak 10 kali pada tahun ini, dengan target pembiayaan yang dikumpulkan sebesar Rp60-80 triliun. Saat ini, pemerintah telah meluncurkan enam jenis SBN, dengan pembiayaan yang terkumpul sebanyak Rp33 triliun hingga Juni 2019.

Enam SBN Ritel tersebut terdiri dari Saving Bond Ritel seri SBR0005, SBR0006 dan SBR0007, Sukuk Tabungan seri ST003 dan ST006, serta Sukuk Ritel seri SR011. SBR dan ST rencananya akan diluncurkan masing-masing empat kali, SR satu kali, dan terakhir satu Obligasi Negara Ritel atau ORI akhir tahun nanti.

"Nanti yang tradable itu ada Sukuk Ritel dan ORI yang belum kita terbitkan. Kalau ORI jauh lebih besar dananya, enggak seperti yang SBR non tradeable ini. Kita tahun lalu bisa sampai Rp20 triliun lebih dari SBR. Jadi, nanti memang kita yang kalau ritel biasanya satu digit, tapi ORI akan sangat besar," tegas Luky.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya