Enam Bulan, Kredit Infrastruktur Bank Mandiri Tembus Rp203,4 Triliun

Gedung Bank Mandiri
Sumber :
  • www.mandiri-capital.co.id

VIVA – PT Bank Mandiri Tbk mencatatkan penyaluran kredit ke sektor infrastruktur sebesar Rp203,4 triliun hingga Juni 2019, atau sepanjang semester 1 2019. Jumlah penyaluran kredit ke sektor ini tumbuh 22,6 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. 

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 4,8 Triliun pada 2023, Anjlok 10,5 Persen

Menurut Direktur Bisnis dan Jaringan Bank Mandiri Hery Gunardi, penyaluran kredit ini sejalan dengan peran pihaknya sebagai agen pembangunan. Khususnya dalam pembangunan infrastruktur. 

"Bank Mandiri telah menyalurkan pembiayaan kepada tujuh sektor utama (Bidang infrastruktur)," ungkap Hery di Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu 17 Juli 2019.

Laba Vale Indonesia Kuartal III-2023 Turun Jadi US$52,6 Juta, Ini Pemicunya

Dia menjabarkan, kredit infrastruktur untuk sektor transportasi telah tersalurkan sebesar Rp39,6 triliun, tenaga listrik Rp43,9 triliun, minyak dan gas bumi dan energi terbarukan Rp 37,2 triliun dan konstruksi Rp17,2 triliun. 

Sedangkan, untuk jalan tol, kredit yang sudah disalurkan tercatat sebesar Rp 17,1 triliun, infrastruktur telematika Rp22,6 triliun, perumahan rakyat dan fasilitas kota Rp10,9 triliun, dan infrastruktur lainnya Rp14,7 triliun. 

Penjualan Batu Bara Naik Kuartal III-2023, Bukit Asam Cetak Laba Bersih Rp 3,8 Triliun

Di sisi lain, Hery melanjutkan, pihaknya juga telah mendukung program Kredit Usaha Rakyat (KUR) pemerintah. Di mana, pada semester pertama 2019, sudah disalurkan sebesar Rp10,54 triliun atau tumbuh 27,4 persen dengan jumlah penerima sebanyak 138.090 debitur. 

Adapun sebesar 51 persen dari nilai tersebut atau Rp5,4 triliun telah disalurkan kepada sektor produksi. Yakni pertanian, perikanan, industri pengolahan dan jasa produksi. 

“Selaras dengan outlook pertumbuhan Indonesia yang positif hingga akhir tahun nanti, kami sangat optimis dapat membukukan target pertumbuhan kredit di kisaran 11-12 persen," katanya. 

Untuk itu, Hery melanjutkan, pihaknya berupaya terus memperkuat pendanaan untuk menjaga kesehatan likuiditas perusahaan. Upaya itu dilakukan dengan peningkatkan dana murah untuk menjaga rasio Current Account Saving Account (CASA) tetap di atas 60 persen, pengendalikan pertumbuhan biaya operasional, serta penyaluran kredit yang lebih prudent baik di segmen wholesale dan retail.

"Agar dapat terus tumbuh secara berkelanjutan dan berkualitas," imbuhnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya