Kurangi Defisit Neraca Dagang, Mendag Baiknya Lebih Aktif Lobi China

Kapal yang membawa barang-barang peti kemas ke China.
Sumber :

VIVA – Defisit neraca perdagangan antara Indonesia dan China semakin besar, hal itu imbas dari perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Sehingga, untuk mengurangi itu Indonesia perlu tingkatkan ekspor berbagai produk ke Tiongkok.

Neraca Perdagangan Januari Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi RI

Meski dihantui defisit, peluang untuk meningkatkan pasar di China masih cukup besar. Hal itu disebabkan oleh jumlah penduduk China terbesar di dunia sehingga Menteri Perdagangan RI diharapkan bisa aktif melobi China. 

Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus mengatakan saat ini Indonesia masih memiliki banyak produk dan komoditas yang bisa meningkatkan nilai ekspor.

Neraca Perdagangan RI Surplus, BI: Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi Indonesia

"Jadi sebenarnya masih bisa diupayakan dengan berbagai strategi. Yang namanya berdagang atau bekerjasama itu dalam hal ini kita konteksnya bersaing, jadi produknya yang bersaing," ujar Heri dalam keterangannya, Kamis 18 Juli 2019.

Ia mengungkapkan pemerintah sebenarnya bisa mengidentifikasi produk atau komoditas mana saja dari Indonesia yang bisa dioptimalkan produksinya sehingga bisa meningkatkan nilai ekspor. 

Neraca Perdagangan Oktober Surplus, BI: Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Menurutnya, optimalisasi produksi dapat menekan nilai defisit Indonesia terhadap perdagangan dengan China yang pada 2018 meningkat hingga hampir setengahnya.

Data Kementerian Perdagangan, nilai defisit perdagangan Indonesia terhadap China pada 2018 mencapai US$18,40 miliar. Angka ini meningkat 45 persen dibandingkan defisit pada 2017 yang sebesar US$12,68 miliar. 

Nilai ekspor Indonesia ke China pada periode Januari hingga April 2019 juga terpantau turun dibandingkan capaian ekspor periode sama tahun sebelumnya, yakni dari US$11,13 miliar menjadi US$10,34 miliar. 

Sementara nilai impor Indonesia dari China pada 2018 meningkat 27,31 persen dari US$35,76 miliar pada 2017 menjadi US$45,53 miliar pada 2018. 

“Artinya mereka (China) enggak apa-apa, kitanya yang apa-apa. Artinya dengan ada perang dagang, China bisa cari pasar alternatif selain ke Amerika Serikat. Mereka (China) ke Indonesia, India, dan negara lainnya,” jelas Heri. 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Juni 2019 mengalami surplus US$200 juta, dengan total ekspor US$11,78 miliar dan total impor US$11,58 miliar.

Meski membukukan surplus, ekspor Indonesia pada Juni 2019 turun 20,54 persen dibandingkan ekspor Mei 2019. Dibandingkan tahun sebelumnya, ekspor juga turun 8,98 persen.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya