Lifting Migas Paruh Pertama 2019 Masih Belum Capai Target APBN

Kepala SKK Migas, Dwi Sucipto
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat realisasi lifting minyak dan gas bumi pada paruh pertama 2019 sebesar 1,8 juta barel setara minyak per hari (boepd). Capaian ini belum sesuai target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

SKK Migas: Komersialisasi Migas Harus Prioritaskan Kebutuhan Dalam Negeri

Capaian tersebut atau hanya 89 persen dari target PBN sebesar 2 juta boepd. Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto merincikan dari 1,8 juta boepd itu lifting minyak sebesar 753 ribu barel per hari (bopd) dan lifting gas 1,06 juta boepd.

Target lifting migas 2019 pun masih diproyeksikan bisa meningkat di semester II 2019 karena ada beberapa proyek yang akan mulai berproduksi (onstream) di kuartal tiga dan kuartal empat  2019.

Buka Peluang Bisnis Baru, Permen ESDM soal Penyelenggaraan CCS Bakal Terbit Juli 2024

"Di semester kedua akan ada 10 proyek yang ditargetkan onstream, yang satu sudah onstream yang di-launching di bulan maret," kata Dwi saat paparan kinerja hulu migas semester satu di kantornya, Jakarta, Jumat, 19 Juli 2019.

Ia menjelaskan, pihaknya menerapkan empat strategi jangka panjang dalam upaya meningkatkan produksi migas. Pertama, dengan mempertahankan tingkat produksi saat ini atau eksisting yang tinggi di antaranya dengan melakukan reaktivasi sumur yang tidak berproduksi (idle) serta mengimplementasikan inovasi dan teknologi tepat guna

Catat Rekor Baru, Rukun Raharja Cetak Laba Bersih 2023 US$27,1 Juta

Strategi kedua, lanjut dia, pihaknya menerapkan transformasi dari sumber daya hingga menjadi produksi migas dengan percepatan monetisasi. Langkah ketiga, pihaknya juga menerapkan strategi enhanced oil recovery (EOR), atau teknik lanjutan dalam produksi migas.

Langkah keempat dengan melakukan strategi eksplorasi yang lebih intensif. Saat ini, kata dia, kontraktor pun punya kewajiban untuk lebih giat melakukan eksplorasi dengan adanya komitmen kerja pasti (KKP) atau investasi untuk eksplorasi total mencapai US$2,16 miliar.

"Itu akan menjadi pengikut bagi para kontraktor untuk melaksanakan investasi pengembangan, khususnya di eksplorasi," ujarnya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya