Pengusaha Berharap, Lobi Mendag ke China Dongkrak Ekspor Sarang Burung

Kapal yang membawa barang-barang peti kemas ke China.
Sumber :

VIVA – Kunjungan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita ke China untuk melobi syarat dan proses ekspor sarang burung walet mendapat acungan jempol. Pelaku usaha mengakui kesulitan mengekspor sarang burung walet ke China.

Bea Cukai Lakukan Uji Coba Modul Vehicle Declaration dalam Sistem CEISA 4.0

Untuk itu, dengan langkah yang dilakukan Kementerian Perdagangan ini, diharapkan ekspor sarang burung walet ke China bisa naik hingga dua kali lipat pada tahun ini dan ke depannya. 

Ketua Umum Perkumpulan Pengusaha Sarang Burung Indonesia (PPBSI), Boedi Mranata, mengatakan, syarat ekspor sarang burung walet ke China cukup ketat, sehingga pihaknya mengapresiasi upaya pemerintah mengatasi kesulitan eksportir tersebut. 

Kemenkeu Monitor Dampak Konflik Israel-Iran ke Ekspor RI

"Mungkin syarat-syarat ketat itu dicoba agak diperlunak lah, agak digampangkan. Sebab dengan syarat yang ketat itu memang masuk pasar ke China lebih sulit ya,” ujar Boedi dalam keterangannya, dikutip Minggu 21 Juli 2019.

Boedi mengungkapkan, PPBSI menargetkan ekspor sarang burung walet ke China dapat mencapai 140 ton pada 2019, asalkan upaya yang dilakukan Kemendag membuahkan hasil positif. 

Ribuan Produk Kerajinan RI Bakal Banjiri Pasar Kanada

Jumlah tersebut, lanjut Boedi, dua kali lipat jumlah ekspor sarang burung walet ke China pada 2018 yang sebanyak 70 ton. Sementara itu, total sarang walet yang bisa Indonesia ekspor ke pasar global pada 2018 sebanyak 1.596 ton. 

PPBSI berharap kuota ekspor sarang burung walet dapat bertambah seiring kunjungan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita ke China untuk mendorong ekspor komoditas tersebut. Sebab, pemerintah China hanya memberi kuota impor sarang burung walet dari Indonesia sebanyak 150 ton dalam setahun. 

"Dua kali lipat udah happy-lah. Nanti tahun depan nambah lagi," tuturnya. 

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita memulai serangkaian langkah lobi di China untuk mendongkrak ekspor dengan negeri raksasa itu. Komoditas yang diharapkan menjadi pendongkrak neraca ini adalah crude palm oil (CPO), buah-buahan, dan sarang burung walet.

Dalam kunjungan tersebut, dilakukan penandatanganan kontrak ekspor sarang burung walet antara perusahaan Indonesia dan perusahaan asal China di Jakarta. Kontrak ekspor tersebut sebanyak 10 ton ke China.
 
Penandatanganan kontrak tersebut dilakukan oleh Direktur Utama PT Tong Heng Investment Indonesia Suyanti Ang dengan pimpinan Quanzhou Yuyan Family Biotechnology Co., Ltd (Bird Nest Diary) Lu Yu Meng dan pimpinan Xiamen Fuen Imp & Exp Co., Ltd. Lin Wei Ting.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya