Usai Pilpres 2019, Pelaku Usaha RI Optimistis Naikkan Harga

Grant Thornton Corporate Jargon Index.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Istimewa

VIVA – International Business Report (IBR) yang dirilis Grant Thornton semester I 2019 mencatat pelaku bisnis di Indonesia memiliki harapan tertinggi di dunia untuk menaikkan harga produk atau jasanya. Survei ini dilakukan pada 35 negara di dunia.

bjbPreneur on Campus Universitas Swadaya Gunung Jati, Bongkar AI untuk Bisnis Masa Depan

Dilansir dari laporan IBR, Selasa 30 Juli 2019, dijelaskan bahwa 69 pelaku usaha di Tanah Air berharap melakukan kenaikan harga jual di tahun  mendatang, hasil ini naik cukup signifikan dibandingkan periode survei sebelumnya di semester II 2018 yang berada di level 55 persen.  

"Selepas perhelatan Pilpres 2019, tampaknya pelaku usaha mulai menunjukkan sinyal positif dalam dunia usaha. Sebagai perbandingan level rata-rata ASEAN berada di 45 persen dan Global jauh lebih rendah yaitu 32 persen," bunyi laporan tersebut.

Roadshow Winning Ramadan, Program Edukatif Ajak UMKM Optimalkan Bisnis

Selain itu, dalam laporan tersebut juga menjelaskan terkait keyakinan pelaku usaha terhadap kondisi ekonomi Indonesia ke depan. Di mana 79 persen pelaku usaha berharap memperoleh pendapatan lebih tinggi dalam 12 bulan ke depan. 

Level tersebut melejit jika dibandingkan periode sebelumnya yang berada di level 62 persen dan masih jauh di atas rata-rata ASEAN di 54 persen dan pelaku usaha global yang berada di level 35 persen. 

BRI Insurance Catat 10 Juta UMKM Sudah Lindungi Bisnisnya dengan Asuransi

Secara umum, optimisme bisnis pelaku usaha Indonesia berada di urutan ke-3 dunia pada periode survei kali ini dengan level optimisme di 66 persen membuntuti Filipina dan Vietnam yang berada di posisi pertama dan kedua. 

Sementara itu, Managing Partner Grant Thornton Indonesia, Johanna Gani,  mengatakan pemeringkatan IBR pada tahun ini cukup konsisten dengan pandangan secara makro.

Di mana, lanjut dia, pelaku usaha di negara-negara berkembang, seperti Indonesia, India, Filipina dan Vietnam secara konsisten menunjukkan kecenderungan lebih tinggi untuk investasi secara fisik, R&D, dan teknologi. 

“Ekonomi pasar negara berkembang yang tumbuh cepat ditandai oleh akumulasi modal yang cepat dan Produktivitas Faktor Total yang kuat, di mana R&D dan inovasi memiliki peranan yang sangat penting untuk pertumbuhan,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya