Soal Jadi Menkeu Lagi, Sri Mulyani: Hidup Harus Move On

Ketua Kadin Indonesia Rosan Roeslani dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Sumber :
  • Arrijal Rachman/VIVA.co.id.

VIVA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengaku dia bukanlah orang yang mau kembali untuk melaksanakan pekerjaan yang sama dengan pekerjaan yang telah dilakukan sebelumnya. Sebab, dia merasa tidak termotivasi, bila sudah memahami pekerjaan yang telah dilakukannya secara menyeluruh.

JK Sebut Golkar Partai Terbuka, Tak Masalah Jika Jokowi-Gibran Gabung

Demikian jawabannya, saat ditanya Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan Perkasa Roeslani, terkait alasannya mau untuk kembali menjadi menteri keuangan di periode pertama Presiden Joko Widodo.

Padahal, sebelumnya ani, panggilan akrab Sri Mulyani, menjabat menteri keuangan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Moeldoko: Otonomi Daerah Harus Lanjutkan Pembangunan Visi Jokowi

"Saya memang orang yang enggak mau kembali ke pekerjaan lama. Hidup itu harus move on, bukan masalah tantangannya, tetapi ini masalah motivasi," kata dia di acara Kadin Talks, di Menara Kadin Indonesia, Jakarta, Jumat 2 Agustus 2019.

Di samping itu, persoalan kembali itu semakin berat, lantaran saat sebelum di panggil Presiden Joko Widodo untuk kembali menjadi menteri keuangannya, dia menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia, yang tentu secara pendapatan dan pengalaman sangatlah banyak.

Bakal Hijrah ke IKN, Presiden Prabowo dan Wapres Gibran Pakai Mobil Dinas Listrik?

"Artinya, di World Bank kita bisa pergi ke seluruh dunia dan berkontribusi ke seluruh pembangunan. Menciptakan prosperity yang equal, saya punya kesempatan ketemu para leaders dunia, menciptakan kemakmuran, mengurangi kemiskinan, hingga fighting aginst corruption," tegas dia.

Namun, dia menegaskan, yang menjadikannya mau untuk kembali mengabdi pada negara, karena cita-cita yang di sampaikan Jokowi untuk memimpin Indonesia. Jokowi, katanya, ingin membangun Indonesia yang makmur dan berkeadilan. Sehingga, dia merasa panggilan itu adalah panggilan rakyat Indonesia.

"Kalau Anda diminta oleh Presiden yang tentu dipilih oleh rakyat dan diminta untuk membangun, menjalankan cita-cita Indonesia, saya rasa tidak seorang pun yang bisa mengatakan no. Ketika negara memanggil, ya Anda harus datang mengikuti," ungkap Sri. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya