Survei: Pebisnis di Eropa Masih Optimistis Berinvestasi di Indonesia

Konferensi pers Kamar Dagang Eropa di Jakarta
Sumber :
  • Arrijal Rachman/VIVA.co.id.

VIVA – Kamar Dagang Eropa atau EuroCham mencatat kepercayaan pebisnis eropa masih cukup positif terhadap iklim usaha di Indonesia pada 2019. Hal itu tergambar dari masih cukup tingginya Business Confidence Index 2019 di kawasan tersebut terhadap bisnis di Indonesia.

Hati-hati, Simak 9 Tips Paling Efektif Agar Tak Tertipu Investasi Bodong

Sekretaris Kehormatan BritCham Indonesia, Nick Holder menjelaskan, dari 780 responden yang di survei, 60 persen responden menilai positif terhadap iklim bisnis Indonesia. Meskipun nilai indeksnya mengalami penurunan 2 persen dibanding periode tahun lalu.

Sementara itu, responden yang menilai negatif terhadap kondisi bisnis di Indonesia mencapai 11 persen atau meningkat tujuh persen di banding tahun lalu. Sedangkan, 29 persennya memandang netral terhadap kondisi bisnisnya atau turun enam persen dari tahun lalu.

Anies Ungkap Penyebab Investor Asing Enggan Masuk RI: Kita Punya Masalah, Jangan Ditutupi!

"Koresponden kami mayortias dari sektor services (jasa), infrastrucutre construction, energy and natural resources. Mayoritas koresponden menilai positif bisnis di Indoensia, 60 persen," kata dia saat konferensi pers di Hotel Sultan Jakarta, Jumat 9 Agustus 2019.

Kata dia, sektor yang paling memperoleh sentimen positif pada 2019 adalah sektor bisnis infrastruktur dan konstruksi, yakni mencapai 79 persen, atau meningkat 1 persen dari posisi indeks tahun lalu. Hal itu dikatakannya sejalan dengan agenda pemerintah yang masih berencana menggenjot infrastruktur Indonesia.

Ekonom: Pesta Demokrasi RI Dorong Konsumsi, Tapi Investasi Asing Menciut

Namun begitu, yang menariknya, lanjut Nick, meski pemerintah juga turut menaruh perhatian yang kuat terhadap bisnis pariwisata, perjalanan, dan pelayanan lainnya, sentimen responden pada indeks tersebut cenderung mengalami penurunan 9 persen di banding tahun lalu. Meskipun 68 persen responden masih menilai sektor itu prospektif.

"Infrastruktur sangat positif beriringan dengan agenda pemerintah. Tapi hospitality, travel and tourism, ini yang menarik karena pemerintah memberikan fokus di sini, tapi sentimennya menurun," tutur Nick.

Sektor lain yang alami penurunan sentimen  bisnis signifikan yakni sektor makanan dan minum. Sektor tersebut mengalami penurunan indeks lima persen dari tahun lalu, meski 63 persen responden memandang masih prospektif.

"Food and baverege ini mungkin disrupted dampak dari kondisi saat ini terkait discussion around soal seberapa lama implimantation terkait bio oil atau fuel (minyak sawit) dan beberapa trade dispute lainnya. Ini tentu memiliki dampak," ucap dia.

Namun demikian, Nick memastikan bahwa 55 persen responden juga memberikan perspektif yang positif terhadap sektor pendidikan baik formal dan informal dengan indeks yang mengalami kenaikan sembilan persen. Begitu juga dengan sektor services, khususnya provate yang 56 persen responden masih memandang positif dengan indeks mengalami kenaikan lima persen.

"Yang positif lainnya yakni edukasi. Ini merepresentasikan government action untuk meningkatkan skill sumber daya manusia untuk tahun mendatang," tuturnya. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya