Sertifikasi Bisa Tangkal Praktik Penyuapan dalam Aktivitas Ekspor

Ilustrasi Ekspor Impor.
Sumber :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

VIVA – Dalam aktivitas ekspor yang mengandalkan komoditas unggulan Indonesia, sertifikasi berperan penting.

Daftar Harga Pangan 19 April 2024: Bawang hingga Telur Naik

Sertifikasi yang diberikan pada sebuah perusahaan merupakan bukti dijalankannya suatu sistem yang mendorong pemastian mutu, kepatuhan terhadap pelestarian lingkungan, kesinambungan sumberdaya alam hingga mencegah atau menangkal praktik penyuapan.

Pada sertifikasi yang diberikan pada produk kehutanan misalnya, sertifikasi memastikan bahan baku sebuah produk berasal dari sumber yang legal, bermanfaat bagi masyarakat, serta memperhatikan kelestarian lingkungan.

5 Negara yang Pasok Senjata Terbesar ke Israel untuk Lawan Iran, AS Jadi yang Terbesar

Selain itu, sertifikasi juga memastikan bahwa produk yang diekspor memiliki standar yang dipersyaratkan oleh negara tujuan.

Terdapat berbagai manfaat yang diperoleh dengan mengadopsi sertifikasi dalam kaitannya dengan aktivitas ekspor.

Wamenkeu: Konflik Israel Vs Iran Kita Perhatikan Sangat Serius 

"Proses sertifikasi dapat jadi fasilitas yang mewakili pengecekan, yang lazimnya dilakukan suatu negara dalam memastikan kualitas maupun syarat yang diberlakukan," kata Direktur Utama PT Mutuagung Lestari Arifin Lambaga di Jakarta, Rabu, 23 Oktober 2019.

Ia melanjutkan, sertifikasi menjadi representasi jaminan kualitas, lantaran diberikan oleh lembaga yang terakreditasi untuk melakukan hal tersebut. Hal ini diharapkan dapat jadi amunisi bagi produk Indonesia yang diekspor ke negara lain.

"Implikasi adanya jaminan ini, dapat menaikkan jumlah ekspor Indonesia secara keseluruhan," ungkapnya.

Arifin mengaku jika perusahaannya memfasilitasi perusahaan-perusahaan di berbagai bidang, untuk melakukan pengujian, inspeksi hingga mendapatkan sertifikasi.

Di industri kelapa sawit misalnya, kata dia, sudah ada 95 perusahaan perkebunan kelapa sawit Indonesia dan Malaysia, yang telah memperoleh Certified Sustainable Palm Oil (CSPO) dari perusahaannya.

"Mereka memproduksi 3,2 juta metrik ton (MT) atau 23,7 persen dari total CSPO global. Sedangkan di bidang ekspor produksi kayu, kami memfasilitasi sertifikasi guna meningkatkan keunggulan ekspor produk berbasis kayu ke berbagai negara, di antaranya Jepang, AS dan Eropa," jelas Arifin.

Bahkan, ia mengaku jika perusahaannya menjadi satu-satunya yang ditunjuk oleh Jepang untuk memiliki kewenangan dalam melayani sertifikasi Japan Agriculture Standard (JAS).

"JAS merupakan sertifikasi yang dapat membantu klien untuk memasarkan produk kehutanan sesuai dengan standardisasi yang sudah ditentukan Jepang," paparnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya