'Cerai' dari Garuda, Erick Thohir Sebut Utang Sriwijaya Air ke BUMN

Sriwijaya Air/Ilustrasi
Sumber :
  • Amir Zidane Facebook

VIVA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir berkomentar soal kisruh hubungan kerja sama maskapai pelat merah, Garuda Indonesia Group dengan Sriwijaya Air. Sriwijaya Air diketahui telah resmi melayangkan nota pengakhiran kerja sama dengan Garuda Indonesia pada Jumat kemarin.

BKI Dorong Pegawai Berinovasi dan Tingkatkan Kompetensi

Bagi Erick, keputusan Sriwijaya Air untuk mengakhiri kerja sama dengan Garuda Indonesia adalah keputusan yang bagus bagi industri penerbangan.

"Ya Alhamdulillah. Kan bagus dengan industri penerbangan yang tidak oligopoli. Adanya persaingan, bagus," kata Erick di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin 11 November 2019 dilansir dari VIVAnews

PLN Gelar Mudik Bersama BUMN 2024, Begini Cara Daftar dan Tahapannya

Ia mengatakan, kalau Sriwijaya Air ingin berdiri sendiri, Garuda Indonesia juga merasa lebih senang. Maskapai pelat merah ini dinilai juga masih punya banyak  anak usaha yang perlu diperhatikan.

"Citilink yang harus diperhatikan. Saya rasa itu harus kita hormati ya," kata dia.

'Lebaran ke Jakarta', Garuda-Citilink Diskon Tiket 75 Persen

Ke depannya, lanjut Erick yang terpenting adalah bagaimana menyelesaikan masalah utang Sriwijaya kepada sejumlah BUMN. Saat ini, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) sedang melakukan audit kerja sama Sriwijaya Air dengan sejumlah BUMN.

"Kan mereka harus selesaikan bagaimana utangnya," ujar dia

Sriwijaya diketahui memiliki sejumlah utang kepada perusahaan BUMN, mulai dari GMF, Pertamina, Gapura Angkasa, hingga BNI. Namun, Erick mengaku belum mengetahui kapan tenggat waktu terakhir Sriwijaya harus menyelesaikan utangnya tersebut.

"Enggak (tahu), saya belum duduk sama BPKP," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya