LG Siap Bangun Pabrik Baterai Motor Listrik di Indonesia

Ilustrasi sepeda motor listrik
Sumber :
  • rushlane

VIVA – Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang baru saja bertemu dengan direksi dari salah satu perusahaan besar asal Korea Selatan, LG Chemical di Seoul. Keduanya membahas soal rencana investasi di Indonesia.

Catat, Ini Daftar Bengkel yang Terima Konversi Motor Listrik Gratis

Investasi tersebut akan diwujudkan, dalam bentuk pendirian pabrik baterai. Nantinya, pabrik ini akan fokus pada pengembangan media penyimpanan energi untuk kendaraan berbasis listrik.

“LG Chemical menyampaikan minatnya untuk berinvestasi membangun pabrik baterai terintegrasi di Indonesia, yang meliputi pabrik baterai sel, baterai modul, hingga fasilitas daur ulang baterai,” ujarnya melalui keterangan resmi, dikutip Kamis 21 November 2019.

Usai Sepi Peminat, Pemerintah Kasih Gratis Konversi Motor Listrik

Menurut Menperin, LG Chemical sudah melakukan kajian-kajian awal, agar investasinya di Indonesia
dapat sukses dan sesuai rencana.

Korporasi raksasa asal Negeri Ginseng itu juga menyampaikan keinginannya, untuk melakukan studi terkait penggunaan baterai listrik pada sepeda motor dalam mendukung penggunaan kendaraan ramah lingkungan di Indonesia.

Moeldoko Ungkap Penyebab Subsidi Motor Listrik Kurang Laku, Anak Muda Tak Suka Motor Pelan

“LG berniat untuk melakukan penelitian dan mendukung studi, melakukan kajian-kajian untuk kendaraan, terutama sepeda motor listrik,” tuturnya.

Petrokimia

Selain LG Chemical, Menperin juga bertemu dengan SK Group, korporasi yang bergerak pada tiga kelompok bisnis, yakni energi dan kimia, komunikasi, teknologi informasi dan semi konduktor, serta jasa dan logistik.

Agus berharap, SK Group bisa mengembangkan industri petrokimia di Tanah Air. Tujuannya, agar bisa menekan impor produk yang dibutuhkan sebagai bahan baku industri.

“SK Group sangat antusias berinvestasi di Tanah Air, pada sektor industri. Mereka akan mengirimkan
timnya untuk fokus, menentukan industri mana yang akan mereka pilih dan mencari mitra di dalam
negeri untuk bekerja sama membangun industri,” tuturnya.

Sebagai informasi, hampir enam juta ton kebutuhan bahan baku petrokimia diserap pasar dalam negeri, sementara pasokan produksi dari domestik hanya sanggup memenuhi dua juta ton.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya