Dirut Garuda Indonesia yang Dicopot Punya Tanah Ribuan Meter di Bali

Pulau Bali.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Ari Ashkara, atau nama lengkapnya I Gusti Ngurah Ashkara Danadiputra, resmi dicopot dari jabatannya sebagai Direktur Utama (Dirut) PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Ia diduga telah mendatangkan barang secara tidak resmi dari luar negeri, yaitu sepeda motor gede jenis Harley-Davidson model klasik, dan dua sepeda merek Brompton.

Begini Respons Dirut soal Rencana Merger Garuda Indonesia dengan Pelita Air

Penasaran, berapakah harta kekayaan Ari Ashkara? Mengutip data Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 28 Maret 2018, seperti dikutip VIVA, total harta kekayaan Ari Ashkara mencapai Rp37,56 miliar.

Rinciannya adalah tanah dan bangunan sebesar Rp23,27 miliar. Dari angka tersebut, ia memiliki 4 tanah di Bali yang luasnya 7.900 meter persegi. Keempatnya yakni tanah seluas 4.050 dan 3.450 meter persegi, keduanya berada di Buleleng, yang total nilainya Rp2,2 miliar.

Dirut Garuda Pastikan PMN Rp 7,5 Triliun Bukan untuk Bayar Utang : Saya Tak Mau Masuk Penjara

Kemudian, tanah seluas 200 meter persegi di Kota Denpasar sebesar Rp2,9 miliar dan tanah seluas 200 meter persegi di Gianyar Rp3,25 miliar. Harta lainnya yang dimiliki Ari Ashkara yaitu alat transportasi dan mesin mencapai Rp1,37 miliar dan harta bergerak lainnya senilai Rp95 juta.

Selanjutnya, kas dan setara kas Rp10,44 miliar serta harta lainnya Rp2,38 miliar. Kendati demikian, Ari Ashkara tidak memiliki surat berharga dan utang. Dengan demikian, total harta kekayaannya mencapai Rp37,56 miliar.

KTT G20 Sukses: Indonesia di Puncak Dunia?

Sebagai informasi, Ari Ashkara, diduga telah memberikan instruksi untuk mencari hingga proses pengiriman barang berupa motor gede (moge) Harley Davidson.

"Ini berdasarkan surat dari Komite Audit bahwa keterangan saksi tambahan menyebutkan kalau Harley Davidson itu diduga milik saudara AA (Ari Ashkara). Ia telah memberi instruksi untuk mencarikan moge klasik Harley Davidson tahun 1970-an di tahun lalu," kata Menteri BUMN Erick Thohir di Jakarta, Kamis, 5 Desember 2019.

Kemudian, ia melanjutkan, pembelian moge buatan Amerika Serikat (AS) ini dilakukan pada April 2019. Di mana proses transfer dari Jakarta ke rekening pribadi manajer keuangan Garuda Indonesia di Amsterdam, Belanda. “Saudara IJ membantu proses pengiriman dan lain-lainnya, hingga akhirnya seperti ini,” jelasnya.

Namun demikian, Erick Thohir mengaku bakal mengejar oknum-oknum lain yang diduga terlibat dalam kasus penyelundupan moge Harley Davidson tersebut.

“Saya yakin Ibu Menteri Keuangan dan Pak Dirjen Bea Cukai akan memproses secara tuntas. Apalagi di sini ditulis kerugian negara," ungkap dia. Oleh karena itu, lanjut Erick Thohir, sudah bukan faktor perdata melainkan masuk ranah pidana. Inilah yang sangat memberatkan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya