Cara Ajukan Keringanan Cicilan KPR BTN karena Terdampak Corona

Ilustrasi KPR.
Sumber :
  • rumahku.com

VIVA – PT Bank Tabungan Negara Tbk mencatat sudah ada lebih dari 17 ribu debitur, yang terdampak Virus Corona (COVID-19), telah direstrukturisasi kreditnya hingga saat ini. Jumlah tersebut termasuk untuk Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang diketahui mendominasi segmen kredit di BTN.

COVID-19 di Jakarta Naik Lagi, Total Ada 365 Kasus

Direktur Finance, Planning & Treasury Bank BTN Nixon L P Napitupulu mengungkapkan, pihaknya sedang melakukan proses klasifikasi atas permohonan dari debitur kredit yang mengajukan secara online. Hal itu sesuai arahan pemerintah dan POJK yang mengatur tentang relaksasi kredit terkait COVID-19

"Yang mengajukan permohonan restrukturisasi angkanya puluhan ribu," ujar Nixon dikutip dari keterangannya di Jakarta, Senin 13 April 2020. 

Kasus COVID-19 di DKI Jakarta Naik Sejak November 2023

Nixon mengungkapkan, BTN hingga kini telah tercatat memiliki hampir 2 juta debitur dengan baki debit lebih dari Rp250 triliun. Adapun, belasan ribu permohonan restrukturisasi ke perseroan tersebut mencatatkan total baki debit sekitar Rp2,7 triliun. 

“Jumlah tersebut mencakup debitur Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi dan keseluruhannya di bawah Rp10 miliar sesuai ketentuan OJK.”

Pakar Imbau, Waspadai Pandemi Disease X, Mematikan Dibanding COVID-19

Nixon menjelaskan permohonan restrukturisasi tersebut bisa diajukan oleh debitur melalui restrukturisasi online yang disiapkan perseroan. Debitur BTN yang mengajukan permohonan tidak harus datang ke kantor cabang tempat mereka mengajukan kredit. 

"BTN telah menyiapkan layanan online untuk mengakomodir permohonan (Relaksasi kredit)  tersebut melalui www.rumahmurahbtn.co.id," ungkapnya. 
 
Dia menegaskan, BTN membuka diri untuk memberikan kebijakan restrukturisasi kredit bagi debitur yang terganggu kemampuan bayarnya karena pandemi ini. Namun, tidak semua debitur dapat menikmati kebijakan tersebut. 

"Karena itu bank perlu melakukan klasifikasi dan kami sudah lakukan itu," katanya menegaskan.

Melihat perkembangan penyebaran Covid-19 yang menunjukkan angka peningkatan, Nixon menyampaikan, perseroan pun merevisi target pertumbuhan kredit tahun ini. Untuk kredit pemilikan rumah (KPR) non-subsidi dan komersial, perseroan merevisi pertumbuhan kredit menjadi kisaran 0-3 persen.

Kemudian, untuk KPR subsidi, perseroan memproyeksi pertumbuhan di segmen tersebut berada pada kisaran 6-8 persen bergantung pada periode berakhirnya COVID-19. Namun, BTN tetap optimistis bisa meraih laba sekitar Rp2 triliun.

"Dalam kondisi seperti saat ini perseroan lebih memilih langkah untuk  peningkatan efisiensi, memperkuat cadangan dan likuiditas agar tetap survive," kata Nixon.

Adapun, terkait kredit, Nixon mengungkapkan di beberapa daerah yang aman dari penyebaran COVID-19, penyaluran kredit masih tetap berjalan. Namun, Nixon mengakui secara nasional permintaan kredit baru mengalami penurunan karena kantong penyerapan kredit hampir terdampak virus tersebut. 

"Kami harapkan kondisi ini tidak akan lama sehingga ekonomi dapat kembali berjalan normal dengan layanan yang dapat kami berikan dan BTN dapat kembali melanjutkan Program Sejuta Rumah bagi masyarakat Indonesia," kata Nixon.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya