Hari Ini Dolar AS Melemah, Rupiah Menguat

Pekerja menunjukkan uang Rupiah dan Dolar Amerika Serikat di sebuah tempat penukaran uang di Jakarta
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA – Mata uang rupiah diperkirakan akan kembali menguat pada perdagangan Kamis, 30 April 2020. Hal ini melanjutkan tren positif di beberapa hari perdagangan sebelumnya. Pada Rabu, 29 April 2020 rupiah menguat ke level Rp15.295 per dolar AS.

Rupiah Tumbang ke Level Rp 15.884 per Dolar AS

Mengutip dari situs Bloomberg, pergerakan rupiah pukul 10.00 WIB berada pada level Rp15.022 per dollar AS atau menguat 1.78 persen dibandingkan penutupan sebelumnya.

Sementara itu, berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, nilai tengah rupiah hari ini, 30 April 2020, dipatok di level Rp15.157 per dolar AS. Menguat dari nilai tengah perdagangan kemarin yang dipatok di level Rp15.415 per dolar AS.

Rupiah Ambruk Pagi ini ke Rp 15.841 per Dolar AS

Bahkan jika dilihat sejak tanggal 13 April 2020, ini merupakan penguatan paling tinggi dibandingkan sebelumnya. Indeks dolar AS, memperlihatkan jika dolar AS terpantau melemah 0,04 persen atau 0,041 poin ke level 99.606 setelah pada penutupan sebelumnya berada di level 99.565.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengatakan penguatan rupiah ini dipengaruhi sentimen positif pelaku pasar keuangan terhadap tingginya penawaran lelang Surat Berharga Negara (SBN) yang dilelang pemerintah, yakni mencapai Rp44,4 triliun.

Rupiah Stagnan di Rp 15.800 per Dolar AS

"Itu menunjukkan minat investor dalam maupun luar negeri untuk beli SBN tinggi, dua kali dari target. Dan, juga ada sentimen positif antara lain siang kemarin penguatan pasar futures di AS dan Eropa," ujar Perry saat telekonferensi seperti dikutip dari VIVAnews, Rabu, 29 April 2020.

Perry menyampaikan jika kini pergerakan rupiah disebabkan adanya faktor teknikal atau perkembangan isu maupun berita terkini sehingga memengaruhi sentimen investor maupun pelaku pasar keuangan, hal itu diikuti dengan terdapat faktor negatif.

Misalnya, menurut Perry tingginya kebutuhan valuta asing oleh sektor korporasi yang sangat tinggi di bulan-bulan akhir pada kuartal I, hal itu menyebabkan tekanan terhadap permintaan dolar menjadi meningkat. Di sisi lain juga terkait kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). 

"Pelaku pasar melihat akan menurunkan pertumbuhan ekonomi. Ini kalau faktor teknikal memang tergantung berita tapi secara keseluruhan trennya untuk ke depan sampai akhir tahun insya Allah stabil dan menguat ke arah Rp15 ribu per dolar," tutur Perry.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya