Kerugian Negara Akibat Pandemi Corona Setara Ekonomi Jerman

Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Sumber :
  • VIVA/Muhamad Solihin

VIVA – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengungkapkan bahwa kerugian ekonomi yang terjadi akibat wabah virus corona mencapai US$9 triliun sepanjang 2020-2021. Nominal itu dikatakannya setara ekonomi Jerman dan Jepang.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Itu, menurut dia, disebabkan terkontraksinya ekonomi dunia sangat dalam karena terbatasnya pergerakan manusia akibat wabah tersebut. Akibatnya, arus keuangan perusahaan mengering, sehingga terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK).

"Akibat kontraksi ekonomi dunia dan berbagai kondisi sosial seperti PHK itu setara ekonomi Jerman dan Jepang jadi betapa dahsyatnya satu pandemi, dan begitu singkatnya kurang dari satu kuartal sudah menyapu ekonomi begitu cepat," kata dia saat rapat kerja secara daring dengan Komisi XI DPR RI, Kamis, 30 April 2020.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Di negara-negara maju saja, kata dia, seperti Amerika Serikat, klaim pengangguran baru dalam waktu hanya 5 minggu bertambah hingga 26 juta orang. Itu juga diiringi anjloknya optimisme konsumen di negara tersebut yang ditunjukkan dari angka indeksnya 71,2 terendah sejak 2011.

Adapun data penjualan ritel pada Maret di negara tersebut mengalami anjlok hingga mencapai -6,2 persen, terdalam sejak 2009. Itu juga terjadi di negara-negara kawasan Eropa, di mana penjualan ritel anjlok hingga -5,8 persen terendah dalam sejarahnya, sedangkan China mencapai 18,9 persen.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

"Jadi dalam hal ini kita tidak ada yang mempertanyakan lagi apakah COVID-19 ini memiliki dampak yang dahsyat terhadap ekonomi dunia atau tidak, namun kita semua fokus untuk memitigasi dampak tersebut," tuturnya.

Adapun di Indonesia sendiri, terlihat dari anjloknya indeks penjualan riil yang mencapai -5,4 persen. Sementara itu, Pruchasing Manager Index (PMI) atau yang biasanya menggambarkan optimisme pelaku bisnis mengalami anjlok hingga di bawah 50, yakni hanya 45,3.

"Now perkiraan kita 4,5 sampai 4,7 persen ekonomi kuartal I. Kalau dibandingkan AS yang sudah kontraksi Insya Allah kita di atas 4 itu cukup baik, sehingga bisa kompensasi kuartal yang memang akan mengalami tekanan cukup dalam," ungkap Sri.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya