Wabah Corona Gak Bikin Produsen Sarung Tangan Medis Merana

Ilustrasi peneliti di laboratorium sarung tangan medis.
Sumber :
  • Dok. Istimewa

VIVA – Data Malaysian Rubber Glove Manufacturers Association (MARGMA) menyebutkan bahwa permintaan sarung tangan global mencapai 300 miliar unit sepanjang 2019. Dari angka tersebut, kebutuhan sarung tangan khusus industri rata-rata naik 8 hingga 10 persen setiap tahunnya di seluruh dunia.

29 Negara Laporkan Mutasi Virus Corona Inggris dan Afrika Selatan

Saat ini hampir seluruh negara dilanda wabah Virus Corona COVID-19. Jumlah warga dunia yang terinfeksi pandemi ini mencapai 4,44 juta orang, di mana yang dinyatakan sembuh mencapai 1,59 juta orang dan sebanyak 302 ribu orang meninggal dunia.

Adapun jumlah masyarakat Indonesia yang positif wabah Corona hingga Jumat sore, 15 Mei 2020 sebanyak 16.496 orang. Sebanyak 3.803 orang sembuh serta 1.076 dinyatakan meninggal dunia.

Polisi Gagalkan Peredaran 2,5 Ton Sarung Tangan Medis Bekas

Kendati wabah Corona masih melanda, namun Direktur Utama PT Mark Dynamics Indonesia Tbk, Ridwan Goh, mengaku optimistis mempertahankan kinerja positif.

Menurutnya, laporan MARGMA berdampak positif bagi emiten pemasok cetakan sarung tangan untuk medis, rumah tangga dan industri manufaktur di Tanah Air itu.

Update COVID-19 Nasional 27 Oktober: 4.576 Orang Sembuh

"Volume produksi sarung tangan menjadi 7,18 juta unit di tahun 2019, meningkat sebesar 12,21 persen jika dibandingkan 6,4 juta unit tahun 2018," ungkapnya, Jumat, 15 Mei 2020.

Kenaikan permintaan sarung tangan inilah, diakui Ridwan, mendorong kinerja perseroan lebih positif. Mark Dynamics berhasil meraup laba bersih sebesar Rp88 miliar pada tahun lalu, meningkat 7,45 persen dari Rp81,9 miliar di tahun sebelumnya.

Ridwan melanjutkan, peningkatan laba bersih akibat peningkatan penjualan di sepanjang 2019 sebesar 11,08 persen menjadi Rp361,54 miliar dibandingkan pada 2018 yang hanya Rp325,47 miliar.

"Saat ini kami menguasai 35 persen pangsa pasar cetakan sarung tangan medis atau kesehatan di seluruh dunia," papar dia.

Selain itu, pertumbuhan kinerja operasional yang dicapai tahun lalu berjalan seiring dengan peningkatan total aset sebesar 38,72 persen menjadi Rp441,25 miliar per 31 Desember 2019 dibandingkan dengan Rp318,08 miliar per 31 Desember 2018.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya