- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Kerusuhan yang terjadi di Amerika Serikat berpotensi terus mendorong penguatan rupiah terhadap dolar AS. Kerusuhan itu diketahui setelah adanya seorang polisi yang diduga telah membunuh seorang warga bernama George Floyd.
Bahkan hari ini, di pasar spot hari ini, rupiah telah menguat 0,71 persen di kisaran Rp14.480 dibanding level penutupan perdagangan akhir pekan lalu pada 29 Mei 2020 di Rp14.584 per dolar AS.
Dikutip dari VIVAnews, Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan, memanasnya demonstrasi tersebut sejak beberapa hari terakhir, bisa terus membuat rupiah makin perkasa. Hari ini rupiah berpotensi menuju kisaran support Rp14.500-14.450 per dolar AS dengan potensi resisten di kisaran Rp14.700.
"Rupiah mungkin bisa mendapatkan dorongan penguatan terhadap dolar AS karena kondisi demo rusuh di AS yang berpotensi mengganggu aktivitas ekonomi AS," katanya dikutip Selasa 2 Juni 2020.
Menurutnya, pasar keuangan juga masih merespons positif rencana pembukaan kembali sebagian aktivitas ekonomi. Protokol new normal di tengah pandemi Virus Corona atau COVID-19 akan diberlakukan dengan ketat.
"Namun di sisi lain, potensi perang dagang AS dan China bisa menahan penguatan tersebut. Tadi ada kabar dari sumber, kemungkinan pemerintah China menunda pembelian barang pertanian dari AS," ujarnya.
Baca juga: Donald Trump Sembunyi di Bungker Saat Demo Besar Floyd di Gedung Putih
Seperti diketahui, Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyampaikan, jika penjarahan dan kerusuhan yang terjadi setelah kematian George Floyd adalah tindakan teror domestik. Ia pun berjanji akan mengerahkan militer jika kerusuhan masih terus terjadi.
Berdasarkan data kurs referensi Jakarta Intebank Spot Dolar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, rupiah dinanderol Rp14.502 per dolar AS. Nilai tersebut melemah dari penutupan akhir pekan lalu yaitu Rp14.733 per dolar AS.
