Rupiah Menguat Jelang New Normal, Kisaran Rp14.000 per Dolar

Ilustrasi rupiah dan dolar AS.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami penguatan pada perdagangan hari ini, Jumat, 5 Juni 2020. Rupiah bergerak dikisaran atas Rp14.000 per dolar AS.

Mobil Listrik Toyota bZ3C dan bZ3X Resmi Meluncur, Begini Tampilannya

Di pasar spot, pada perdagangan saat ini rupiah di transaksikan di level Rp14.059 per dolar AS. Posisi itu menguat 0,21 persen dari level perdagangan kemarin, Kamis, 4 Juni 2020 di level Rp14.089. 

Sementara itu, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia mematok nilai tengah rupiah di level Rp14.100 per dolar AS. Menguat dari nilai tengah kemarin yang dipatok di level Rp14.165.

Mendag Imbau Masyarakat Tak Perlu Khawatir soal Pelemahan Rupiah

Direktur PT. TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menganggap pergerakan rupiah itu tidak terlepas dari memanasnya stabilitas eksternal di tengah masa pandemi wabah virus Corona. Khususnya di AS yang selamat ini dianggap sebagai tempat aman berinvestasi.

Fokus pelaku pasar keuangan ataupun investor kata Ibrahim, bergeser ke Hong Kong setelah usulan Partai Komunis untuk memberlakukan UU Keamanan Nasional di Hong Kong. Hal itu menimbulkan ketegangan baru antara AS dengan China.

Joe Biden Sahkan Undang-undang yang Membuat Tiktok Terancam Diblokir

"Walaupun saat ini di dalam negeri AS sedang terjadi demonstarsi yang rusuh namun pemerintah Trump optimistis kerusuhan bisa teratasi dengan diturunkannya pasukan garda nasional yang pro dengan para demontran," tegas dia dikutip dari analisisnya, Jumat, 5 Mei 2020.

Di samping itu, dia melanjutkan, Pemerintahan Presiden AS, Donald Trump juga memiliki kekuatan untuk membatasi akses Otoritas Moneter Hong Kong ke dolar AS, yang dapat menghambat kemampuan kota untuk mempertahankan ikatan mata uangnya dengan greenback atau dolar AS.

Dari dalam negeri, Ibrahim mengatakan, pelaku pasar menilai kebijakan pemerintah provinsi DKI Jakarta yang memperpanjang masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sampai akhir Juni 2020 dengan masa transisi mengindikasikan kebijakan itu ikut membantu program pemerintah menuju tatanan hidup baru atau new normal.

"Sehingga pasar merespons positif terhadap kebijakan tersebut. Pasar optimistis dengan masa transisi ini sama artinya dengan program new normal yang digadang-gadang oleh pemrintah, sehingga arus modal asing yang tadinya keluar pasar kembali masuk dan mata uang garuda kembali stagnan," ucap dia.

Baca juga: China Kini di Atas Angin, Sindir AS Yang Tak 'Ngaca' Masih Rasis

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya