Faktor Penting Digitalisasi Sektor Logistik di Masa COVID-19

Ilustrasi truk logistik pengiriman barang.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Dedhez Anggara

VIVA – Digitalisasi dirasa sangat penting untuk beberapa sektor bisnis di Indonesia, terutama di masa pandemi virus corona atau COVID-19 ini. Salah satu yang cukup terkena dampak adalah sektor logistik yang menjadi terhambat di tengah adanya COVID-19. 

Kiprah Ninja Xpress Jadi 'Teman' UMKM Bantu Naik Kelas

Dalam diskusi yang bertema 'Peluang dan Tantangan Digitalisasi Sektor Logistik di Indonesia di Masa & Pasca Pandemi COVID-19', Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia, Zaldy Ilham Masita menjelaskan beberapa faktor penting dalam penerapan digitalisasi dalam sektor logistik. Yang pertama yaitu melihat bagaimana tingkah laku dari pelanggan terutama setelah pandemi COVID-19. 

"Ada tiga kemungkinan yang pertama customer ini tetap behaviournya sama, ada yang separuh berubah," ujar Zaldy pada diskusi online yang digelar Myshipgo, Rabu, 10 Juni 2020.

Ekonomi Terus Pulih, OJK Umumkan Berakhirnya Stimulus COVID-19 Penilaian Kualitas Aset Sektor PVML

Faktor kedua dalam menerapkan digitalisasi adalah pengalaman pengguna. Dalam menerapkan digitalisasi, konsistensi harus dijaga sehingga digitalisasi dapat dianggap berhasil. 

Kemudian, data apa yang bisa dimanfaatkan dalam digitalisasi itu hal ini cukup berkaitan dengan pengalaman pengguna. Di saat  menerapkan digitalisasi skala sistem juga harus diperhatikan sehingga ketika mulai banyak yang menggunakan aplikasi yang dipakai tidak terhambat. 

Bea Cukai Banten Terbitkan Izin Fasilitas Gudang Berikat

"Jadi waktu kita membuat sistem ini untuk 1000 kontainer, apakah sebulan bisa 10 ribu kontainer jangan sampai saat 10 ribu kontainer sistemnya mulai lemot," katanya. 

Terakhir, saat menerapkan digitalisasi juga harus ada pengukuran yang jelas antara pengeluaran dan pemasukan sehingga terlihat perkembangan dalam digitalisasi yang dilakukan oleh perusahaan logistik. 

Selain itu semua, Zaldy juga menyampaikan jika pra kondisi juga cukup penting dalam penerapan digitalisasi pada sektor logistik. 

"Pre condition ini yang sangat banyak dan sering kita lupa. Ini yang perlu kita perhatikan, jangan sampai sudah melakukan digitalisasi ini lalu mati di tengah jalan. Jadi harus tahu dan kita persiapkan sejak awal," ucapnya. 

Pada diskusi itu Zaldy juga menjelaskan jika dalam digitalisasi logistik ada beberapa level yang pertama yaitu offline to online. Menurutnya level ini yang paling simpel namun menjadi sangat berat dalam pengaplikasiannya. 

"Kemudian streamline business process. Jadi dulunya untuk mengirim barang itu butuh 20 step dengan menggunakan aplikasi berubah menjadi 8 step," katanya. 

Lanjut, level selanjutnya adalah Sharing Resources atau penggunaan sumber daya yang dilakukan secara bersamaan. "Kita lihat perusahaan digital di luar negeri dia bisa itu satu kapal digunakan bersama jadi tidak perlu satu siting line," katanya. 

Untuk level terakhir adalah breakup business model atau mengubah total gaya bisnis untuk masuk pada digitalisasi. Zaldy menyampaikan jika saat ini di Indonesia baru masuk pada level offline to online. 

"Kalau kita lihat pengalaman di Indonesia kita baru masuk di offline to online dan itupun berat karena di Indonesia ini untuk digitalisasi kalau Anda mengikuti proses bisnis sekarang negonya terlalu lama," ucapnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya