Untungkah Berasuransi Sambil Investasi di Masa Pandemi Corona?

Reksa dana sebagai salah satu instrumen investasi.
Sumber :
  • Economic Times

VIVA – Sejak wabah Virus Corona atau COVID-19 diumumkan WHO sebagai pandemi pada pertengahan Maret 2020, pasar modal dunia dan juga Indonesia mengalami koreksi. Pembatasan wilayah berskala besar yang dilakukan pemerintah di sejumlah negara berdampak pada perlambatan ekonomi.

COVID-19 di Jakarta Naik Lagi, Total Ada 365 Kasus

Internasional Monetary Fund (IMF) mengoreksi pertumbuhan ekonomi dunia dan Indonesia turun berturut-turut 3 persen dan 0,5 persen. Hal tersebut jelas berimbas pada koreksi pasar saham pada hampir semua negara, termasuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Meski demikian kiki perlahan-lahan roda ekonomi kembali berputar. Investasi saham dalam jangka panjang pun dinilai memiliki potensi yang besar di masa depan. apalagi dibarengi dengan kepemilikan produk asuransi.

Kasus COVID-19 di DKI Jakarta Naik Sejak November 2023

Industri asuransi pun memastikan dana nasabah yang dikelola bakal tetap menguntungkan. Berbagai strategi pun dilakukan untuk memastikan investasi yang dilakukan nasabah bisa mendapatkan imbal hasil yang tinggi di tengah masa tatanan normal baru atau new normal. 

Chief Investment Officer Prudential Indonesia, Novi Imelda mengungkapkan, pihaknya menggandeng perusahaan manajer investasi, Eastspring Investments Indonesia untuk mengelola investasi nasabah. Langkah untuk meminimalisasi volatilitas investasi nasabah atau pemegang polis pun dilakukan.

Pakar Imbau, Waspadai Pandemi Disease X, Mematikan Dibanding COVID-19

"Khususnya di tengah fase normal baru ini, Prudential Indonesia dan Eastspring Indonesia menerapkan prinsip kehati-hatian secara optimal dalam memilih saham dan hanya yang memiliki fundamental baik dan pendanaan yang kuat," ujar Novi dikutip dari keterangannya, Sabtu 20 Juni 2020.

Terkait dana investasi saham dia menjelaskan, perusahaan itu fokus berinvestasi di berbagai sektor yang cenderung tangguh ketika pertumbuhan ekonomi melambat. Seperti, saham sektor konsumsi, kesehatan, dan komunikasi.

Sedangkan, untuk dana investasi obligasi, kami berkonsentrasi pada obligasi pemerintah. Sebab, untuk jangka panjang dianggap lebih likuid.

"Dengan strategi seperti ini, kami berharap dapat meminimalisir risiko dan pada saat yang bersamaan tetap efektif dalam meningkatkan kinerja ketika pasar pulih," tambahnya.

Sementara itu, Chief Executive Officer Eastspring Indonesia Alan T Darmawan menilai, situasi saat ini hanyalah fluktuasi sementara. Pasar keuangan Indonesia akan pulih dalam jangka waktu menengah dan panjang, karena stabilitas fundamental ekonomi makro Indonesia yang relatif stabil.

"Di saat seperti ini, justru kami melihat ini merupakan kesempatan bagi nasabah untuk tetap berinvestasi agar mencapai imbal investasi dalam jangka panjang yang lebih tinggi,” tambahnya.

Menurutnya, pandemi COVID-19 memang telah mengubah arah kebijakan ekonomi pemerintah. Namun, Indonesia memiliki fundamental makro ekonomi Indonesia yang masih cukup kuat dan stabil secara jangka panjang, didukung oleh konsumsi domestik yang dapat menopang pertumbuhan ekonomi di masa-masa mendatang. 

"Volatilitas pasar masih tinggi, namun tetaplah tenang dan lakukan investasi secara berkala hingga tujuan investasi kita tercapai. Keep calm and invest on," ungkapnya.

Pantau berita terkini di VIVA terkait Virus Corona

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya