Pantang Mem-PHK Karyawan, Distro di Malang Bikin Hazmat Kekinian

Pakaian hazmat atau pakaian dekontaminasi alias APD untuk tim medis dalam penanganan corona produksi sebuah distro di Kota Malang, Jawa Timur, yang dibagikan secara gratis kepada rumah-rumah sakit.
Sumber :
  • VIVA/Lucky Aditya

VIVA – Pandemi virus corona memaksa sejumlah pelaku usaha memutar otak demi tetap bertahan. Di Kota Malang, Jawa Timur, sebuah distro atau toko penjual pakaian bernama Realizm 87 menghindari pemutusan hubungan kerja (PHK) dan tetap memperkerjakan para karyawannya dengan memproduksi hazmat atau pakaian dekontaminasi alias alat pelindung diri yang digunakan oleh tim medis dalam penanganan corona.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Realizm 87 dalam sebulan terakhir memang tidak lagi memproduksi baju, kemeja, celana dan busana lainnya. Penyebabnya penjualan menurun drastis akibat pandemi Covid-19. Sebagai gantinya, agar karyawan tetap menjahit, mereka memproduksi hazmat. APD itu tidak dijual, melainkan dibagikan secara gratis kepada puluhan rumah sakit di Jawa Timur.

Mereka memproduksi 2.000 pakaian hazmat dan masing-masing rumah sakit diberi 100 pakaian. Distribusi utamanya di rumah sakit-rumah sakit di Malang Raya (Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu), sementara di luar kota mencakup Blitar, Pacitan dan Pasuran.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Pakaian hazmat atau pakaian dekontaminasi alias APD untuk tim medis dalam penang

Hazmat itu diproduksi langsung oleh Realizm87 sejak April. Salah satu distro tertua di Malang itu ingin turut serta membantu tenaga kesehatan dalam menanggulangi penyebaran virus corona. Bahan hazmat yang digunakan adalah kain sponbun dan desainnya lebih modis serta kekinian

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

"Kami membantu rumah sakit yang kekurangan APD. Kemudian mempekerjakan karyawan agar masih ada pekerjaan dan penghasilan. Karena produksi untuk toko sudah setop," kata manajer pemasaran Realizm87, Muhammad Faisol, pada Selasa, 19 Mei 2020.

Penjualan di toko selama pandemi Covid-19, katanya, menurun hingga 50 persen. Itu pun karena momentum menjelang Lebaran. Dia bahkan memprediksi, bila tidak ada momentum Lebaran, penjualan bisa turun hingga 70 persen.

Dampak dari virus corona memang terasa bagi pelaku usaha distro. Untuk bulan ini bahkan mereka tidak mendapat pesanan produksi pakaian sama sekali. “Produksi pakaian kita hentikan mulai 10 April sampai kondisi terkendali,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya