Tanpa PSBB, Ekonomi RI Dinilai Ada di Jurang Resesi Seperti Singapura

Petugas melakukan pengawasan terhadap kendaraan yang melintasi Check Point Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di kawasan Kalimalang, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (13/5/2020).
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

VIVA – Center of Reform on Economics (Core) Indonesia menganggap ekonomi tak mungkin bisa bergerak optimal di tengah masa pandemi Corona COVID-19. Kondisi resesi akibat pandemi tak bisa dihindari bagi semua negara terpapar.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Direktur Riset Core Indonesia, Piter Abdullah Redjalam menilai Indonesia berpotensi besar bernasib sama seperti Singapura yang telah masuk ke dalam resesi atau ekonominya negatif dua kuartal berturut-turut.

"Kalau kita sekarang sibuk ngomongin resesi di Singapura, sebetulnya kita sudah di depan mata, resesi sesuatu yang tidak terelakan," kata Piter dalam webinar, Rabu, 15 Juli 2020.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Baca Juga: Anggota DPD Ungkap Pengalaman Naik Batik Air tanpa Physical Distancing

Singapura memasuki zona resesi setelah ekonominya tercatat menyusut atau negatif sebesar 41,2 persen pada kuartal II-2020. Kondisi ini lebih dalam dari negatif kuartal I-2020 sebesar 3,3 persen akibat COVID-19.

PM Singapura Lee Hsien Loong Mundur dari Jabatan, Ini Sosok Penggantinya

Sementara itu, untuk Indonesia, Piter memperkirakan, kondisinya akan lebih buruk dari kuartal I-2020 yang tercatat masih tumbuh 2,97 persen. Pada kuartal-II 2020 diperkirakan bisa minus 4-5 persen begitu juga kuartal III-2020.

"Kuartal III kita perkirakan masih negatif karena selama ada wabah perekonomian kita belum akan normal, aktivitas sosial ekonomi terbatasi konsumsi jauh turun," jelas Piter.

Dia menganggap tekanan itu masih akan terus terjadi selama COVID-19. Sebab, aktivitas sosial ekonomi bukan berhenti karena kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) atau lockdown semata. Namun, melainkan karena ketakutan masyarakat untuk beraktivitas.

"COVID-19 itu menyebabkan terbatasnya aktivitas ekonomi, itu tidak hanya dikarenakan kebijakan lockdown atau PSBB. Jadi tanpa PSBB dan lockdown aktivitas ekonomi akan tetap terbatasi," lanjut Piter. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya