BI Ungkap 'Angin Segar' Ekonomi Nasional di Kuartal II-2020

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

VIVA – Bank Indonesia melihat akan ada ‘angin segar’ bagi ekonomi Indonesia pada kuartal II-2020. Meskipun, sebelumnya telah diperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional akan mengalami kontraksi yang cukup dalam pada periode itu.

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, Kadin Sebut PR Pemerintah 10 Tahun ke Depan Jauh Lebih Berat

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menjelaskan, beberapa sentimen positif bagi perekonomian nasional RI kuartal II-2020, antara lain adanya perkembangan positif pada permintaan domestik.

"Hal itu tercermin dari peningkatan penjualan ritel secara bulanan, aktivitas manufaktur, ekspektasi konsumen, dan sejumlah hal lain," kata Perry dalam telekonferensi, Kamis, 16 Juli 2020.

13 Negara Muslim Terkaya di Dunia, Peringkat Indonesia Mencengangkan!

Baca juga: Sri Mulyani: Masyarakat Semakin Yakin Pengelolaan APBN Akuntabel

Selain itu, Perry menjelaskan, sejumlah aktivitas ekonomi yang mulai menggeliat dan bangkit kembali sejak diterpa badai COVID-19, saat ini juga sudah mulai terlihat.

Cek Fakta: Prabowo Sebut Indonesia Jadi Negara Panutan di Afrika

Misalnya, menurut dia, dalam data dari kegiatan ekspor pada Juni 2020, sudah mulai mengalami peningkatan kecil, jika dibandingkan dengan kondisi di masa awal pandemi beberapa waktu lalu. "Misalnya, seiring dengan adanya peningkatan permintaan besi dan baja dari China, yang dibutuhkan untuk sejumlah proyek infrastruktur," ujar Perry.

Karena itu ke depannya, Perry mengaku optimistis, jika pertumbuhan ekonomi bisa semakin membaik, khususnya dengan kecepatan stimulus fiskal,  langkah perbaikan ekonomi di kuartal II-2020 tersebut bukan sesuatu yang mustahil.

Hal itu juga harus ditopang oleh sejumlah aspek penunjang lain, seperti misalnya aspek kemajuan restrukturisasi kredit, atau bahkan pemanfaatan digitalisasi teknologi khususnya bagi para UMKM. "Intinya BI akan terus berupaya untuk memperkuat sinergi dengan pemerintah dan otoritas terkait, agar kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan bisa semakin efektif," kata Perry.

Dia menambahkan, "Tujuannya yakni adalah demi mendorong pemulihan ekonomi, seiring dengan upaya pemerintah dan masyarakat untuk terus menekan penularan COVID-19 di era new normal.”

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya