Ekonomi di Jabar Diprediksi Pulih dari Pandemi COVID-19 Tahun 2022

Ilustrasi produk UMKM.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

VIVA – Tim Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jawa Barat memprediksi ekonomi di Jabar kembali pulih pada tahun 2022. Gugus Tugas Jawa Barat menilai angka kemiskinan mengalami penambahan akibat pandemi ini. Plaku UMKM dinilai menjadi garda penting untuk memulihkan perekonomian secara perlahan untuk menyelamatkan tataran menengah ke bawah.

Juru bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jawa Barat, Daud Achmad menjelaskan, pemberlakuan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) menjadi salah satu solusi memulihkan ekonomi secara bertahap.

"Ada yang memperkirakan dengan AKB ini mudah - mudahan 2022 ekonomi stabil dan tumbuh kembali," ujar Daud di Gedung Sate Kota Bandung Jawa Barat, Kamis 16 Juli 2020.

Polda Jabar Prediksi Puncak Arus Mudik Terjadi Mulai 6 April 2024

Baca juga: BI Ungkap 'Angin Segar' Ekonomi Nasional di Kuartal II-2020

Daud mengakui, laju kemiskinan akibat pandemi COVID-19 meningkat salah satunya oleh Pemutusan Hal Kerja (PHK) karyawan industri secara massal karena penurunan produktivitas. UMKM dinilai mampu menjadi garda terdepan menyelamatkan ekonomi menengah ke bawah apabila mula menerapkan pola digitalisasi secara kuat.

"Upaya lain kita mendorong UMKM mulai berjualan dengan teknologi digital, kemiskinan dampak PHK karena industri tidak jalan," katanya.

Daud menambahkan, catatan penting dalam AKB ini yaitu penerapan protokol kesehatan menjadi syarat utama agar potensi laju penularan COVID-19 menurun meski aktivitas berlangsung.

"Masalah kemiskinan, betul bahwa dengan adanya pandemi COVID-19 di kita naik dan apa upaya pemerintah daerah? Dengan adanya AKB itu salah satu upaya kemiskinan jangan terus bertambah karena AKB hidup baru kita memperbolehkan kegiatan ekonomi tapi tetap dengan memperhatikan protokol kesehatan," tambahnya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, pada Maret 2020 terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin sebanyak 1,63 juta orang dibandingkan periode September 2019. Dengan demikian, jumlah penduduk miskin RI saat ini tercatat sebanyak 26,42 juta orang.

Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan peningkatan jumlah penduduk miskin disebabkan oleh kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk mencegah penyebaran virus corona (Covid-19).

Pasalnya, aktivitas perekonomian menjadi terganggu dan memengaruhi pendapatan penduduk. "Penduduk miskin naik 1,63 juta terhadap September 2019," ujar Suhariyanto dalam paparannya. Secara persentase, penduduk miskin pada Maret 2020 tercatat sebesar 9,78 persen meningkat 0,56 poin persentase terhadap September 2019 dan meningkat 0,37 poin persentase terhadap Maret 2019. (ren)

Kapten Vincent Kena Flu Singapura Sampai Bernanah: Lebih Sengsara dari COVID!
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea meresmikan markas Brigade KSPSI Jawa Barat di Kantor DPD KSPSI Jawa Barat.

Andi Gani Dorong Markas Brigade KSPSI Jadi Garda Terdepan Perjuangkan Hak Buruh

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea meresmikan markas Brigade KSPSI Jawa Barat di Kantor DPD KSPSI Jawa Barat.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024