Genjot Kredit Perumahan, BTN Tawarkan Obligasi Rp1,5 Triliun

Bank BTN.
Sumber :
  • Dokumentasi BTN.

VIVA – PT Bank Tabungan Negara Tbk akan menawarkan Obligasi Berkelanjutan IV untuk memperluas ekpansi kredit yang digelontorkan. Pada tahap I, penawaran obligasi itu pada 2020 direncanakan sebesar Rp1,5 triliun. 

Harga Emas Hari Ini 22 April 2024: Produk Global dan Antam Kompak Merosot

Direktur Utama BTN, Pahala Nugraha Mansury, menegaskan pembiayaan obligasi ini telah sesuai dengan rencana bisnis bank (RBB) BTN hingga 2022. Sehingga, kinerja kredit perseroan bisa terus berjalan dengan baik.

“Obligasi ini akan digunakan perseroan untuk memperkuat bank dalam mengembangkan bisnis pembiayaan perumahan”, kata Direktur Utama Bank BTN, Pahala Nugraha Mansury pada acara Investor Gathering Obligasi Berkelanjutan IV BTN di Jakarta, dikutip Rabu 22 Juli 2020.

Garuda Indonesia Raup Laba US$251,9 Juta pada 2023

Pahala menjelaskan, BTN telah membuka penawaran sejak 10 Juli lalu dan akan berakhir pada Kamis 23 Juli mendatang.  Adapun, target dari Obligasi Berkelanjutan Tahap IV ini untuk membidik para pemilik atau pengelola dana baik perbankan, manajer investasi, maupun dana pensiun.  

Menurut Pahala, saat ini merupakan momen yang tepat untuk menawarkan obligasi ini. Karena di antaranya tren penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia.

BNI Bakal Terbitkan Global Bond US$500 Juta, Jadi Incaran Investor Asing

Baca juga: Bank Ini Kasih Bonus untuk Warga yang Tukar Uang Koin

Selain itu, indikator makro juga masih stabil seperti inflasi rendah, nilai tukar yang stabil. Kondisi tersebut ungkapnya,  masih  kondusif bagi pasar obligasi.  Apalagi, penerbitan obligasi yang dilakukan oleh beberapa emiten lain mendapatkan oversubscribe atau kelebihan permintaan.

"Hal ini menunjukkan minat pasar masih dinilai baik dan kami optimistis dapat mencapai target penyerapan yang sudah dipatok Rp1,5 triliun,"  kata Pahala.

Sementara itu, Direktur Finance, Planning and Treasury BTN,  Nixon LP Napitupulu menjelaskan, obligasi Seri A yang ditawarkan bertenor 370 hari dan memiliki indikasi kupon sebesar 6,25-7,15 persen. 

Sementara Seri B dengan tenor tiga tahun memiliki indikasi kupon berkisar 7,40 hingga 8,40 persen, dan Seri C dengan tenor 5 tahun menawarkan indikasi kupon di rentang 7,90 hingga 8,90 persen. Indikasi kupon tersebut, menurut Nixon, lebih menarik jika dibandingkan dengan Surat Utang Negara (SUN) dengan tenor yang sama. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya