BI: Stabilitas Makroekonomi dan Keuangan Triwulan II-2020 Terjaga Baik

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Fikri Halim

VIVA – Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyampaikan indikator stabilitas makroekonomi dan stabilitas sistem keuangan yang berkaitan di bidang moneter dan makroprudensial.

Jokowi Klaim Impor Jagung Turun dari 3,5 Juta Ton Jadi 450 Ribu Ton

Perry menjelaskan, dari sisi indikator-indikator yang dipantau oleh BI secara keseluruhan menunjukkan bahwa pada triwulan II-2020 stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, tetap terjaga dengan baik dan turut mendukung ketahanan ekonomi nasional.

"Inflasi berada pada level yang rendah dan terkendali sebesar 1,96 persen pada bulan Juni, dan kembali menurun pada bulan Juli menjadi 1,54 persen year-on-year," kata Perry dalam telekonferensi, Rabu, 5 Agustus 2020.

RI Sudah Impor 567,22 Ribu Ton Beras Maret 2024, Naik 921,51 Persen

Baca: Pasar Keuangan Khawatir Hadapi Resesi, Modal Asing Lari Rp2,95 Triliun

Perry juga menjelaskan, ketahanan eksternal ekonomi Indonesia tetap terjaga yang tercermin dari defisit transaksi berjalan di triwulan II-2020 yang diperkirakan tetap rendah.

Turun 12,76 Persen, BPS Catat Kinerja Impor Maret US$17,96 Miliar Gegara Ini

Hal itu, menurutnya, dipengaruhi oleh membaiknya neraca perdagangan yang sejalan dengan penurunan impor akibat masih lemahnya permintaan domestik.

Nilai tukar rupiah juga tetap terkendali sesuai dengan mekanisme pasar dan fundamental, yang pada triwulan II-2020 secara point-to-point mengalami penguatan atau apresiasi sebesar 14,42 persen.

Hal itu dipengaruhi oleh aliran masuk modal asing yang cukup besar pada bulan Mei dan Juni, meskipun secara rata-rata nilai tukar rupiah secara triwulanan mengalami depresiasi 4,53 persen.

Perry menilai, hal itu akibat pelemahan yang terjadi cukup dalam pada bulan April 2020, atau pada saat puncak pandemi COVID-19.

"Cadangan devisa juga meningkat dimana pada akhir Juni 2020 mencapai US$131,7 miliar, setara dengan pembiayaan 8,4 bulan atau 8,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah," kata Perry.

"Jumlah cadangan devisa yang dimaksud juga berada di atas standar kecukupan internasional, yakni sekitar tiga bulan impor," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya