Bansos Digelontorkan, Jokowi Optimistis Konsumsi Domestik Bakal Naik

Presiden Jokowi memberikan arahan saat kunjungan kerja di Bandung
Sumber :
  • Youtube Sekretariat Presiden

VIVA – Presiden Joko Widodo meyakini, gelontoran uang negara yang dialokasikan untuk penanganan virus Corona atau COVID-19 sekaligus pemulihan ekonomi nasional bakal terlihat dampaknya.

Jokowi Resmikan 147 Bangunan yang Direhabilitasi Pasca Gempa di Sulawesi Barat

Menurut Jokowi, bantuan sosial maupun insentif bagi dunia usaha mendorong lagi daya beli masyarakat yang sebelumnya mengalami perlambatan gara-gara banyak tempat usaha yang ditutup.

"Kita harapkan stimulus untuk ekonomi kita, terutama untuk yang menengah bawah bisa diberikan, sehingga ada daya beli di sana. Konsumsi domestik kita juga akan naik," kata Jokowi, saat meninjau Posko Penanganan COVID-19 di Bandung, Jawa Barat, Selasa 11 Agustus 2020.

Dedi Mulyadi Tegaskan Prabowo-Gibran Menang Bukan karena Bansos: Semoga No Debat!

Baca juga: Pemerintah Akan Salurkan Bansos Beras dan Uang Tunai, Ini Rinciannya

Jokowi bilang, realitas mengenai pertumbuhan ekonomi nasional hingga minus 5,32 persen pada kuartal II kali ini memang tak bisa dihindari. Namun, kerap kali Presiden mengingatkan jajarannya dan pemerintah, tetap waspada.

Bawaslu Akan Awasi Pembagian Bansos di Pilkada Serentak 2024

Subsidi listrik hingga bantuan modal bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) diharapkan bakal mengungkit perekonomian negara di kuartal selanjutnya.

"Hati-hati, tapi saya optimis di kuartal ketiga kita akan lebih baik dari yang kuartal kedua. Kita harapkan ingin tumbuh, tapi ini memang perlu kerja keras," ujar Jokowi.

Pada kesempatan itu, Kepala Negara juga mendorong pemerintah daerah segera mencairkan anggaran mereka yang masih mengendap di bank. Peringatan itu pernah disampaikan Jokowi pada pertemuan gubernur seluruh Indonesia, belum lama ini.

"Artinya, penggunaannya memerlukan kecepatan terutama di kuartal ketiga ini. Kunci ada di bulan Juli, Agustus, dan September supaya kita tidak masuk dalam kategori resesi ekonomi," tutur Presiden. (art)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya